Jumat, 10 Desember 2010

Sa'id bin Musayyib berkata:
"Umar bin Al Khathab radilayahu 'anhu mengucapkan delapan belas kalimat, semuanya adalah kata-kata hikmah, beliau berkata:
Tidaklah engkau memberikan balasan kepada orang yang memaksiati Allah kepadamu, (yang lebih bagus) dengan seperti engkau mentaati Allah kepadanya.
Letakkanlah urusan saudaramu pada tempatnya yang paling baik, sampai datang kepadamu dari dia sesuatu yang membuatmu kalah.
Janganlah berprasangka buruk kepada kata-kata yang tidak baik yang keluar dari mulut seorang muslim, sementara engkau masih mendapatkan kemungkinan baik padanya.
Siapa yang mencampakkan dirinya kepada tuduhan, janganlah ia mencaci orang yang berburuk sangka kepadanya.
Siapa yang menyembunyikan rahasianya, maka kebaikan akan selalu berada di tangannya.
Hendaklah berteman dengan orang yang jujur, niscaya engkau akan hidup bahagia ditengah-tengah mereka, karena mereka adalah hiasan di kala senang dan bantuan dikala susah.
Hendaklah engkau berbuat jujur walaupun engkau dibunuh.
Jangan menyindir dalam perkara yang tidak bermanfaat.
Jangan bertanya tentang sesuatu yang belum terjadi, karena yang telah terjadi saja menyibukkan kita dari sesuatu yang belum terjadi.
Janganlah engkau meminta keperluan kepada orang yang tidak suka jika engkau mendapatkannya.
Jangan meremehkan bersumpah dusta, karena Allah akan membinasakanmu.
Jangan berteman dengan orang-orang yang jahat untuk mempelajari kejahatan mereka.
Jauhilah musuhmu.
Waspadalah terhadap temanmu, kecuali teman yang amanah, dan teman yang amanah adalah yang takut kepada Allah.
Bersikap khusyu'lah di sisi kuburan.
Bersikap hinalah ketika berbuat taat.
Tahan dirimu ketika dihadapkan kepada maksiat.
Bermusyawarahlah dengan orang-orang yang selalu takut kepada Allah,
karena Allah berfirman:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". (Fathir: 28). (Kanzul 'Ummaal 16/262 no 44372).

(Kesimpulan): Maksud perkataan beliau: Tidaklah engkau memberikan balasan kepada orang yang memaksiati Allah kepadamu, (yang lebih bagus) dengan seperti engkau mentaati Allah kepadanya. Maksudnya adalah apabila ada orang yang memaksiati Allah kepada kita seperti menggibah atau menuduh, maka balasan yang paling baik untuknya adalah dengan mentaati Allah kepadanya yaitu dengan membalas air tuba dengan air susu, kemaksiatan dibalas dengan ketaatan.) 

Ingin Terus Bersamamu Hingga Maut

suami_istri_idaman_surgaKisah yang amat menarik. Kisah ini kami haturkan spesial untuk istri tercinta yang nan jauh di sana. Semoga jadi pelajaran penting untuknya dan juga bagi para wanita lainnya. Kami mendapatkan kisah tersebut dari buku ‘Ajaib Ad Du’aa’’. Kisah tersebut tentang sepasang kekasih (suami istri) yang ingin terus bersama hingga maut menjemput. Berikut kisah tersebut:
Laki-laki ini menikahi seorang wanita dan mereka hidup bersama selama beberapa tahun, bersama merasa manis dan pahitnya kehidupan, sama-sama merasakan suka maupun duka. Mereka telah memiliki beberapa anak, laki-laki maupun perempuan. Semakin bertambah usia, malah semakin bertambah cinta dan saling menghormati di antara mereka.
Tahukah apa yang mereka berdua panjatkan dalam do’a? Mereka berdo’a pada Allah agar mereka berdua dapat dimatikan bersama-sama.
“Ya Allah, teruslah langgengkan cinta kami ini hingga maut menjemput kami berdua bersama-sama.” Demikian kira-kira bagaimana do’a mereka.
Suatu hari mereka berdua melakukan perjalanan dengan membawa mobil. Mereka saling bercakap-cakap dan ketika itu benar-benar begitu akrab. Namun tidak disangka beberapa saat kemudian begitu dekat maut menjemput. Apakah mereka saling mendahului satu dan lainnya?
Tiba-tiba kendaraan mereka mengalami kecelakaan. “Braaaakk”.
Mereka berdua pun sama-sama meninggalkan dunia.
Semoga mereka dapat bersama terus hingga di surga kelak dengan izin Allah Ta’ala.[1]
***
Kisah di atas menunjukkan bagaimanakah ajaibnya doa. Suatu hal yang diharap-harap dalam doa bisa terwujud dengan izin Allah. Maka janganlah lepaskan diri dari do’a, meminta tolong pada Allah sepanjang hayat. Apalagi doa itu menyangkut maslahat kebahagiaan di akhirat.
Yang esensial di sini adalah bukan pasangan suami istri itu mati bersama-sama. Namun yang lebih penting adalah bagaimana keduanya bisa mewujudkan impian bersama hingga surga Firdaus A’la. Tentu saja ini diwujudukan dengan keduanya sama-sama bertakwa. Karena persahabatan dan kedekatan di dunia bisa bermanfaat hingga hari akhir nanti adalah dengan takwa. Allah Ta’ala berfirman,
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az Zukhruf: 67)
Semoga cinta yang ada di dunia ini Allah tetapkan terus ada antara aku dan kau (istriku tercinta) hingga di surga Firdaus Al A’la. Aamiin Yaa Mujibass Sailin.

Worth note for my lovey wife, on 4th Muharram 1431 H (10/12/2010), in Riyadh-KSA
Written by: Muhammad Abduh Tuasikal
thank you