Minggu, 19 Desember 2010

Kenali Agamamu Sebelum Mencela Saudaramu

Bisik-bisik yang berlangsung tidak jauh dariku menarik perhatianku. Mengikuti pandangan dua orang gadis muda pelayan toko swalayan tersebut, kulihat sepasang suami isteri sedang berbelanja. Tidak ada yang salah dari pasangan itu, kecuali bahwa sang isteri memakai pakaian lebar bercadar dengan warna hitam, sedangkan sang suami dengan celana yang tidak isbal (baca: cingkrang) dan berjanggut. Entah karena merasa jengah menark perhatian beberapa orang, atau memang karena sedang terburu-buru dan kebutuhannya telah didapatkan , keduanya pun keluar tidak lama kemudian.

Sikap seperti itu berjangkit hampir di mana-mana. Hanya karena tidak biasa menurut pandangan orang awam, karena ketidaktahuannya akan agama, menyebabkan begitu mudah menilai orang lain, ketika mereka berbeda dengan kebiasaan sebagian besar masyarakat. Padahal kebenaran tidak bergantung pada banyaknya orang yang melakukannya, dan sebaliknya, mereka yang sedikit tidak berarti bahwa mereka adalah orang-orang yang sesat.

Agama Islam saat ini cenderung asing bagi penganutnya sendiri. Satu contoh kecil di atas. Sepasang suami isteri yang mencoba untuk istiqamah melaksanakan sunnah-sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan penampilan luar pakaian keseharian, mendapatkan penilaian miring, pandangan aneh penuh kecurigaan, atau bahkan mengundang ejekan, objek untuk ditertawakan. Seandainya kedua gadis itu tahu ajaran Islam yang sebenar-benarnya, tentu mereka akan merasa malu, memperbincangkan orang lain yang bersungguh-sungguh menjalankan agama bahkan sampai pada penampilan, tegar di tengah pandangan miring dan melecehkan masyarakat, sedangkan mereka sendiri sama sekali tidak memenuhi kewajibannya menutup aurat!

Itu baru contoh kecil. Belum lagi dalam masalah ibadah. Ketika seseorang shalat dengan telunjuk digerakkan saat tahiyat, atau ketika meletakkan sutrah ketika sedang shalat sendirian, dianggap sesuatu yang aneh, dan sebagian yang melihatnya lalu bertanya-tanya pada diri sendiri, “Ini dari aliran mana lagi...?” Jika saja kita merenungkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam berikut, mungkin kita akan lebih berhati-hati memberikan cap untuk sesuatu yang kita tidakmemiliki pengetahuan tentangnya:


فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Barang siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan termasuk golonganku” (HR Bukhari Muslim)


Jika kita bukan termasuk golongan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu akan berada di mana kita? Padahal tidak satu pun golongan yang selamat kecuali orang-orang yang mengikuti Rasulullah dan para sahabatnya.

Kiranya akan lebih baik sebelum menunjukkan sikap apapun, kita bersikap lebih arif, mengoreksi diri kita. Seberapa jauh kita mengenali dan melaksanakan tuntunan agama, sebelum menjatuhkan penilaian kepada orang lain. Dan saya yakin bahwa kedua gadis remaja dengan pakaian khas penjaga toko yang sedikit ketat itu benar-benar tidak mengetahui, bahwa pakaian sepasang suami isteri itu adalah syar’i, sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Sekali lagi, fenomena yang terjadi di tengah masyarakat menunjukkan betapa agama Islam asing bagi sebagian penganutnya. Sebuah upaya memurnikan agama dari segala bentuk kesyirikan, bid’ah dan kurafat dianggap sebagai fanatik, keras, terbelakang, bahkan sesat. Pada masyarakat, budaya - yang diturunkan dari nenek moyang, justru dipegang teguh, menggantikan kedudukan agama. Ketika seseorang misalnya, menghindari peringatan kematian ke tujuh, empat puluh, dan seterusnya yang bukan bagian dari agama Islam, dianggap tidak bermasyarakat, tidak perduli, egois, dan sekali lagi yang lebih buruk.. sesat! Padahal Allah telah menegaskan di dalam kitabnya:


وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ /div>

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS Al-Baqarah : 170).


Alangkah lebih baik untuk segala sesuatu yang berkenaan dengan perkara agama, amal ibadah, kita mulai membiasakan diri untuk bertanya, apakah amalan ini memiliki landasan di dalam agama, yang sumbernya adalah Al-Qur’an dan Sunnah, sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan di dalam firman-Nya:


فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (An-Nahl : 43)


Ya, bertanyalah, karena agama ini telah sempurna, dan tidak ada sesuatu yang tidak di atur di dalamnya. Bertanyalah, untuk lebih mengenali agama sebelum memberikan celaan kepada orang lain yang berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan syariat yang agung ini karena ketidaktahuan kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah: “Ilmu itu memiliki tujuh tingkatan. Tingkatan yang pertama adalah bertanya dengan adab yang baik.”
Bertanyalah dan mulailah menginstrospeksi diri. Jika kita belum dapat bersikap seperti mereka, orang-orang yang teguh di atas agama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, setidaknya kita berusaha ke arah itu, dan menjaga sikap untuk tidak melontarkan hinaan, cemoohan, meski hanya dengan isyarat mata sekalipun, agar kita tidak termasuk orang yang membenci sunnah Rasulullah. Karena sesungguhnya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam sendiri telah mengancam kita:


فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Barang siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku” (HR Bukhari Muslim).


Wallahu a’lam.

Undangan Ke Surga

Judul : UNDANGAN KE SURGA
Oleh : Syaikh ‘Ied Al ‘Anazy
Alih bahasa : Zezen Zainal Mursalin, Lc.
Sumber: ICM Kendari
  • Apakah anda ingin merasa dekat kepada Allah Azza wa Jlla ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Keadaan terdekat yang dimiliki seorang hamba terhadap Rabbnya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah didalamnya do’a”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin mendapatkan pahala ibadah Haji bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ?
Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Umrah di bulan Ramadhan setimpal (pahalanya) Haji atau Haji bersamaku”. [HR. Bukhari Muslim/Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin sebuah Rumah di Surga ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : ”Barangsiapa yang membangun Masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisalnya di Surga”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin mendapatkan keridhaan Allah Azza wa Jalla ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Sesungguhnya Allah akan ridha terhadap seorang hamba yang makan sebuah makanan kemudian ia memuji-Nya atas makanan tersebut dan meminum minuman kemudian ia memuji-Nya karena minuman tersebut”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin dikabulkan do’anya
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Do’a yang tidak akan ditolak adalah do’a diantara Adzan dan Iqomah”. [HR. Abu Daud]
  • Apakah anda ingin mendapatkan pahala Shaum (puasa) sepanjang tahun ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Shaum 3 (tiga) hari dari setiap bulan (penanggalan Hijriah), (pahalanya) seperti Shaum sepanjang tahun”. [HR. Bukhari Muslim/Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin memiliki kebaikan seperti Gunung ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang menyaksikan Jenazah sehingga ia menshalatkannya maka baginya satu pundi pahala. Dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga dikuburkannya maka baginya dua pundi pahala”. Dikatakan, “seperti apa dua pundi itu ?”. Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab : “Seperti dua Gunung besar”. [HR. Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin bersama dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Surga ?
Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Aku dan orang yang menyantuni anak Yatim seperti ini di Surga”. Beliau shallallahu alaihi wasallam mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. [HR. Bukhari]
  • Apakah anda ingin mendapatkan pahala seorang Mujahid atau pahala orang Shaum atau Tahajjud ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Orang yang menyantuni janda yang ditinggalkan oleh suaminya dan orang yang menyantuni orang miskin seperti Mujahid fi Sabilillah”. Dan aku mengira Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Seperti orang yang tidak henti melakukan Tahajjud dan seperti orang yang Shaum tidak berbuka (sepanjang tahun). [HR. Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin mendapatkan jaminan pribadi dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk masuk Surga ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang menjamin bagiku apa yang ada diantara dua jenggotnya (mulut/lidahnya) dan apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin Surga baginya” [Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin agar amalan anda tidak terputus walaupun setelah anda wafat ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara ; Sadaqah Jariyah, ‘ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang senantiasa mendoakannya” [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin memiliki harta simpanan di Surga ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Laa Hawla walaa quwwata illah billah” (Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali atas izin Allah), adalah salah satu perbendaharaan dari perbendaharaan Surga”. [Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin mendapatkan pahala Qiyamullail (shalat malam) sepanjang malam ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang shalat ‘isya secara berjama’ah, maka seakan-akan ia telah Tahajjud setengah malam dan barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh secara berjama’ah, maka seakan-akan ia telah Tahajjud sepanjang malam”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin membaca sepertiga Al-Qur’an dalam satu menit ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Qul Huwallahu ahad’ (Surat Al-Ikhlash) setimpal dengan sepertiga Al-Qur’an”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin timbangan kebaikan anda bertambah berat ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Dua kalimat yang dicintai oleh Yang Maha Pemurah, ringan diucapkan, namun berat timbangannya di Sisi Allah, yakni ‘Subhanallahi wa bihamdihi dan subhanallail ‘adziim”. [HR. Bukhari]
  • Apakah anda ingin dimudahkan rezki dan dipanjangkan usia anda ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezkinya atau dipanjangkan usianya, maka hendaknya ia menyambung tali persaudaraan”. [HR. Bukhari]
  • Apakah anda ingin Allah senang berjumpa anda ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, maka Allah merindukan pula berjumpa dengannya”. [HR. Bukhari]
  • Apakah anda ingin dilindungi oleh Allah ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh, maka ia ada dalam perlindungan Allah”. [HR. Muslim]
  • Apakah anda ingin agar dosa perbuatan anda diampuni oleh Allah ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang mengatakan ‘Subhanallahi wa bihamdihi’ dalam satu hari seratus kali, maka akan dihapuskan dosanya walaupun seperti buih di lautan”. [Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin dijauhkan dari Neraka sejauh tujuh puluh tahun ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Barangsiapa yang melaksanakan Shaum (Puasa) di Jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari Api Neraka , sejauh tujuh puluh musim gugur”. [HR. Bukhari]
  • Apakah anda ingin Allah Azza wa jalla bershalawat (memberikan rahmat) kepada hamba-Nya ?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : Barangsiapa yang bershalawat kepadaku dengan satu shalawat, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali ? [Muttafaqun ‘alaihi]
  • Apakah anda ingin diangkat derajat anda oleh Allah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Tidak merendahkan diri seseorang karena Allah, kecuali Allah subhanahu wa ta'ala akan mengangkat derajatnya”. [HR. Muslim]

----------------------------------
Begitu banyak jalan untuk memenuhi undangan Allah. Sayangnya kita masih lebih bersegera memenuhi undangan makan siang, atau makan malam dari kolega, undangan pesta ini dan itu yang di dalamnya banyak terdapat kemungkaran, daripada bersegera memenuhi undangan Allah dan Rasul-Nya. Wallahu musta'an!


thank you