Minggu, 31 Oktober 2010

Segarkan Cinta di Taman Hati


Malam telah tiba. Semakin lama semakin larut. Ada hening mulai meraba kegelapan. Ada sebagian hewan sebagai makhluk Allah tengah berdendang ala mereka. Ini adalah waktu sepertiga malam terkahir. Begitu sunyi suara hiruk pikuk anak adam. Duhai pena, saatnya engkau menari syahdu sambil menyemburatkan tintamu. Warnailah kanvas dengan komposisi kata-kata terpilih agar menyusup lembut dalam jiwa.


>>Percikan Air Penuh Kesejukan (Dosa-dosa pun Berguguran)..

Mari berwudhu sambil bercanda dengan air guna membersihkan raga, menghilangkan kotoran yang menempel atau mengusir bau tak sedap yang menghinggapi badan. Duh, begitu sejuk terasa butirannya meraba kulit. Ada yang meresap melalui pori-porinya dan sebagiannya jatuh ke bumi. Cobalah pula rasakan air yang membasuh muka atau yang terusap di telinga. Subhanallah, begitu asyik dan membuat saraf kembali energik. Pun, kelak ada cahaya nan putih cemerlang.


“…Sesungguhnya pada hari kiamat nanti umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudhu. Barangsiapa yang mampu untuk memperlebar putihnya, maka kerjakanlah hal itu…"[1]

“…Umatku akan tampil pada hari kiamat dengan wajah bersinar, tangan serta kakinya berkilauan dari bekas-bekas wudhu...” [2]
Subhanallah, ada dosa-dosa jatuh pula berguguran.


“..Barangsiapa berwudhu dengan baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari bawah kuku-kukunya..” [3]




>>Saatnya Dahi Menyentuh Bumi dengan Penuh Syukur ..

وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
"..Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [4]
Duhai Rabb semesta alam.. Inilah syukur kami untuk raga yang masih bisa bersujud di sepertiga malam serta beraktifitas mencari rizki kala siang merona. Inilah syukur kami untuk wajah yang tiada cacat, bersih, tampan dan sejuk dipandang. Inilah syukur kami untuk mata yang masih bisa memandang, untuk telinga yang masih bisa mendengar lantunan merdu kalam-Mu. Inilah syukur kami untuk jiwa yang masih bisa bergetar karena nada-nada alam dan tanda-tanda kekuasaan-Mu. Inilah syukur kami untuk kaki yang kuat menopang tubuh dan tak lelah kami ajak berjalan dan berlari, pula masih setia melangkah menuju masjid-Mu dan keluar menuntut ilmu seperti yang Engkau perintahkan..

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“..Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’” [5]

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا، سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ، وَالْحِيْتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

"Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak. "[6]

>>Mengintip Sekilas Istana Surga..

Duhai Rabb yang menciptakan surga,Kami begitu rindu dengan surga yang Engkau gambarkan dalam Al-quran maupun hadist nabi-Mu صلی الله عليه وسلم. Batanya terbuat dari perak dan sebagian lagi dari emas. Pun, adukan semennya adalah campuran kesturi yang sangat harum. Mutiara dan berlian adalah batu kerikilnya.Pernah suatu ketika Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab pertanyaan Abu Hurairah tentang bangunan surga dengan berkata:


“...batanya ada yang terbuat dari perak dan ada yang terbuat dari emas. Adukan semennya adalah kesturi yang sangat harum. Batu kerikilnya mutiara dan berlian. Dan tanahnya adalah za’faran. Barang siapa masuk ke dalamnya ia pasti [akan] mendapat kelezatan [tiada tara] dan tidak sengsara…”[7]




Kamipun dengan penuh harapan amat merindukan mata air-mata air yang terpancar di dalamnya dan termasuk salah satu kenikmatan yang membuat jiwa begitu bergelora. Terlebih mata air tasnim yang merupakan minuman terbaik penduduk surga.[8]

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلالٍ وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. [9]

فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ

Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. [10]

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيم

Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. [11]

>>Sejenak Tentang Dahsyatnya Neraka...

Duhai Rabb yang telah menjadikan neraka dengan warna hitam pekat nan menyembur dahsyat kobaran apinya. Menjelajahi malam ini, kami datang menyerahkan diri dalam rebah sujud tak mampu menahan dosa. Dosa terus menghantam karang keimanan, lantas kepada siapa kami sandarkan rasa yang menghimpit jiwa?? Kami mohon ampun atas segala maksiat dan dosa yang kami lakukan. Inilah air mata kami berlinang menyapa bumi. Kami harap kamilah yang dimaksudkan dalam hadist yang diutarakan nabi-Mu صلی الله عليه وسلم.


“..tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke ambingnya (kelenjar susu pada hewan)..” [12]“…dua mata yang tidak akan disentuh api neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga karena siaga di jalan-Nya (saat berjihad)..” [13]
Bagaimana jiwa kami ini tidak tercambuk, di dalam neraka tidak ada satupun kenikmatan dan walau hanya sedetikpun. Para nabi dan syuhada beserta orang-orang shalih takut terhadap neraka, terlebih-lebih kami.


“…para nabi, orang-orang benar, para syuhada, dan orang-orang shalih senantiasa takut terhadap neraka dan menakut-nakuti [memberi peringatan kepada] (orang lain) terhadap neraka..” [14]
Bagaimana hati ini tak pilu, pemandangan dahsyatnya neraka telah mengikis kenikmatan surga seperti yang disaksikan Rasulullah صلی الله عليه وسلم :


“..demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian jarang tertawa dan sering menangis..” Para sahabat bertanya: “apa yang telah engkau lihat wahai Rasulullah??”

Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda: “aku melihat surga dan neraka.” [15]
Aduhai, hati ini semakin teriris kala mendengar berita tentang makanan penduduk neraka.


“..seandainya satu tetes zaqqum menetes di negeri dunia, niscaya ia telah merusak sumber-sumber penghidupan penduduk dunia, lantas bagaimana halnya dengan orang-orang yang mana zaqqum menjadi makanannya..” [16]

>>Semburat Malu Tersipu..

Duhai Rabb yang menguasai hari pembalasan,

Kami malu kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang begitu sempurna nan harum semerbak wewangian akhlaknya, yang begitu cinta kepada kami sebagai umatnya, yang tak ingin kami terjerumus dalam kubangan neraka, yang telah mengajarkan kami agama-Mu, yang dinantikan surga, yang menjadi teladan seluruh umat hingga akhir zaman, yang, yang, yang, yang,….Kami malu kepada Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali beserta sahabat lainnya (radhiallahu ‘anhum) yang terjamin surga oleh-Mu. Kami malu kepada para sahabat yang darahnya tumpah dan mengalir dalam perang demi membela agama-Mu, pun lehernya terpenggal karena sayatan pedang berkilau. Kami malu pada penghafal al-quran yang terbunuh saat itu. Kami malu pada jasad-jasad orang-orang mulia nan berjihad dengan prinsip apa mereka berpegang teguh.

Kami malu dengan semalu-malunya pada pejuang-pejuang di jalan para kafilah pewaris nabi-Mu صلی الله عليه وسلم, malu pada tubuh imam Abu Hanifah yang nyawanya terenggut dalam penjara, malu pada tubuh Imam Malik yang diikat dan didera dan disiksa pedih, kami malu pada tubuh Imam Syafi’i yang diikat dan dirantai dan malu pada tubuh Imam Ahmad yang amat keras dicambuk dan mengalirkan darah. Mereka tidaklah memimpikan kemenangan tetapi merasa diri bertanggung jawab di atas amanah iman dan islam. Sedangkan kami??? Tubuh kami bermadu cinta dengan empuknya kasur, begitu dimanjakan produk kecantikan dan mengunjungi salon-salon, pula kebanyakan saudari-saudari kami mempertontonkan tubuh dan lekuknya tanpa nilai mahar..

***





Sekian. salam istiqomah untuk anda semua di atas manhaj salaf.

Penulis : Fachrian Almer Akira (Yani Fachriansyah Muhammad as-Samawiy)

Muraja’ah : Ustadz Fachruddin, Lc.Beliau (hafidzahullah) adalah salah satu penerjemah buku-buku bermanhaj salaf. Salah satu buku yang beliau terjemahkan dan sudah beredar adalah Sifat sholat Nabi. صلی الله عليه وسلم setebal 291 halaman, karya Muhammad Nashiruddin al-Albani, penerbit Pustaka Ibnu Katsir. Di masjid ‘Aisyah (Mataram, Lombok) beliau mengisi kajian dan membahas salah satu kitab aqidah yaitu Tsalatsatul Ushul karya Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin

Catatan kaki:


[1] Hadist riwayat al-Bukhari no.91. Syaikh al-Albani berkata, "Perkataan 'Man istathaa'a'.... 'barangsiapa yang mampu ...' bukan dari kelengkapan hadits. Tetapi, ini adalah sisipan sebagaimana tahqiq sejumlah ahli ilmu di antaranya al-Hafizh Ibnu Hajar. Anda dapat mengetahui lebih luas tentang hal itu dalam ash-Shahihah (1030).”Lihat HadistWeb 3.0 dari http://hadith.al-islam.com/bayan/Tree.asp?Lang=IND

[2] HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.

[3] HR. Muslim.

[4] QS. al-Baqarah: 152 .

[5] QS Thaaha: 114.

[6] HR. Abu Dawud no.3641, at-Tirmidzi no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami'ul Ushuul 8/6.Sumber : Buletin Al Wala' wal Bara' 15 April 2005 / 06 Rabi'ul Awwal 1426.

[7] Potongan hadist riwayat. at-Tirmidzi, no. 2717 dan Ahmad, no.8264. Lihat Jinaan Al-Khuld Na ‘Iimuha Wa Qushuuruha Wa Huuruha. (edisi terjemahan) oleh Syaikh Mahir Ahmad, penebit Sukses Publishing, hal.269-270.

[8] Silahkan membaca penjelasan tentang mata air surga dan kenikmatan lainnya dalam ibid, hal. 291-297.

[9] QS al-Mursalat: 41.

[10] QS ar-Rahman: 50.

[11]QS al-Muthaffifin 27-28.

[12] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat kitab Al Buka’ Min Khasy-yatillah (edisi terjemahan) penerbit Pustaka Imam asy-Syafi’i, hal.xii, karya Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awaisyah. Beliau adalah salah satu murid senior syaikh al-Albani.

[13] Hadist riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani. Lihat ibid, hal xiii.

[14] Hadist riwayat al-Bukhari. Lihat kitab at-Takhwif min an-Nar wa at-Ta’rif Bihal Dar al-Bawar (edisi terjemahan) karya Ibnu Rajab al-Hambali, penerbit Pustaka at-Tazkia, hal. 30.

[15] Hadist riwayat Muslim no. 426 dan Nasa’i (III/83). Lihat ibid, hal 53-54.

[16] Hadist ini diriwayatkan at-Tirmidzi no.2588, Ibnu Majah no.4325, Ibnu Hibban no.2611, Ahmad [I/301 dan 302] dan Baihaqi no.543. ini adalah hadist shahih. Lihat ibid, hal.175-176..
Subhanakallahu allahumma wa bihamdika, asyhadu alla ila ha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika..Mataram, Lombok._03 Jumadil Tsani 1431 H (17 Mei 2010)

Telah Lama Kumerindu (Aku Telah Terpercik Cinta)



Rizqa Provitasari
“…engkau adalah saudara kami di jalan keimanan. Engkau adalah orang-orang shalih yang menjadi saudara kami. Telah tiba saatnya kami ungkapkan rasa yang bergemuruh dalam jiwa. Telah tiba waktunya kami obralkan cinta kepadamu saat ini…”Allah telah berkenan jumpakan kami dengan engkau di grup ini. Kami berterima kasih karena telah bergabung maupun menerima undangan tawaran persahabatan kami. Sebenarnya ada satu hal yang belum pernah kami ungkapkan sebelumnya kepadamu tentang apa yang terselip dalam hati.
Kami dapati dalam Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada bahwa seyogyanya orang-orang yang beriman mengabarkan saudaranya tentang kecintaannya kepada saudaranya tersebut.


“jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.”[1]

Bahkan kami dapati pula disunnahkan mendatangi rumahnya agar mengabarkan hal tersebut,


“jika salah seorang dari kalian mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi sahabatnya tersebut di rumahnya dan mengabarkan kepadanya bahwa dia mencintainya karena Allah.” [2]

Dan engkau adalah saudara kami di jalan keimanan. Kau adalah orang-orang shalih yang menjadi saudara kami. Kau adalah sahabat kami.

“sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara..” [3]

“Janganlah engkau bersahabat kecuali dengan orang mukmin.” [4]

Maka dari itu telah tiba saatnya kami ungkapkan rasa yang bergemuruh dalam jiwa. Telah tiba waktunya kami obralkan cinta kepadamu saat ini.



Kami bisikkan dari kejauhan kota kami bahwa setelah berusaha mencintai Allah dan Rasul-Nya, kami pula mencintaimu karena Allah. Tiadalah kami berharap dunia dan isinya atas apa yang kami ungkapkan namun tali imanlah yang kami harap semakin kokoh dan menghujam kuat dalam hati lalu menguncupkan dan memekarkan indahnya ukhuwah. 

Pula, kami minta maaf yang sebesar-besarnya karena hanya percikan-percikan pena dan doa yang bisa kami persembahkan sebagai hadiah untuk persaudaraan kami di dunia maya ini. Namun, mudah-mudahan kedua hal tersebut mampu menjadi realisasi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


“saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.”[5]

Sahabat…

Setelah menelusuri kalimat-kalimat ini, kami berharap bunga-bunga persaudaraan antara kami denganmu bersemi indah dan menebarkan wewangiannya. Kelak, kan kita jelang surga di penghujung jalan istiqamah. Insya Allah.

Sekian, semoga bermanfaat. Wallahul muwaffiq ‘ala shiratim mustaqim
Dari saudaramu yang juga sedang meniti istiqamah

Fachrian Almer Akiera
(Yani Fachriansyah Muhammad As-samawiy)

Mataram_di penghujung Juni 2010

Subhanaka allahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. . .

________
Foot notes:


[1]. HR Ahmad (IV/130), Abu Dawud (5124), Al-Hakim (IV/171) dan Ibnu Hibban (569). Lihat Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah (edisi terjemahan) karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada, Penerbit Pustaka Imam As-Syafi’I, hal. 58.
[2]. HR Ahmad (V/145) dari Abu Dzar. Lihat ibid.

[3]. QS. Al-Hujurat: 10

[4]. HR. Ahmad (III/38), Abu Dawud (4832), dan Ibnu Hibban (II/383/555-556). Lihat Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah (edisi terjemahan) karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada, Penerbit Pustaka Imam As-Syafi’I, hal. 56

[5]. HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (hal. 87), Abu Ya’lah (V/6122) dari Abu Hurairah. Lihat ibid, hal. 60.

 http://raudhatul-muhibbin.blogspot.com/2010/10/telah-lama-kumerindu-aku-telah.html

Mari Bercinta Di Surga

"...Peliharalah hati kami agar tak tertimbun dosa dan maksiat. Peliharalah hati kami dari segala noda dunia. Taburkanlah hati kami dengan iman agar terpelihara kami dari kesesatan dunia yang membelenggu dan dipenuhi segala mara bahaya..."

***

 Kawanku yang mulia, kali ini ingin kuajak engkau terbang ke Negeri Penuh Cinta yang begitu mempesona. Kita akan menyusuri keindahan negeri tersebut melalui untaian penaku. Penaku akan memeraskan tintanya hingga terajutlah komposisi kata-kata yang tersusun menjadi paragraf-paragraf. Aku memohon kepada Allah سبحانه و تعالى agar komposisi kata-kata tersebut mampu menyegarkan kembali iman kita yang mungkin terkikis oleh fitnah-fitnah di akhir zaman ini.

Aku berjanji bahwa petualangan kita ini tak akan menjemukan atau melelahkan namun akan menyejukkan jiwa dan raga. Bagaimana tidak? Allah سبحانه و تعالى telah menyediakan di dalamnya segala sesuatu yang kita inginkan, bahkan lebih dari apa yang kita inginkan.

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“..dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.."[1]

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“..barang siapa masuk ke dalamnya ia pasti akan mendapat kelezatan dan tidak [akan] sengsara, akan kekal abadi dan tidak akan mati, pakaiannya tidak [akan] rusak, dan keremajaannya tidak akan sirna..” [2]
Bagaimana, kawan? Sudah kah engkau mengetahui ke negeri mana kita akan berpetualang? Baiklah, sambutlah uluran tanganku ini sekaligus menandakan kuatnya tekad dan harapan yang bergelora untuk menjadi penghuni Surga. Rabbi yassir.


>>>Sambutan Hangat Para Malaikat. . . .

Kedatangan orang-orang beriman dalam Surga akan mendapat sambutan dan ucapan selamat dari para malaikat. Kawan, ini adalah suasana penuh kemuliaan dan kebahagiaan layaknya seorang raja yang mendapat sambutan dari dayang-dayang dan bawahannya.


أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا

”…Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam Surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya..” [3]

وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِن كُلِّ بَابٍْ

”…sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu..” [4]

وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

”…dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.."[5]
Subhanallah, kawan. Berbahagialah engkau yang istiqamah berada di jalan keimanan ketika mereka berjuang gigih dan menyatukan barisan di jalan kekufuran.


>>>Tanah Kesturi dan Batu Kerikil. . . 

Kawanku, mari kita ayunkan langkah sambil berjalan menyusuri tanah dan batu kerikil Surga. Cobalah engkau lihat. Surga tidak tercipta dari tanah liat dan batu seperti yang ada di dunia. Tanah yang kita lalui begitu lembut, bukan? Bagaimana tidak, Allah سبحانه و تعالى telah menjadikan kesturi yang amat murni bak tepuk terigu nan putih sebagai tanah Surga. Batu dan kerikilnya pun adalah mutiara dan berlian. Subhanallah.

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:“…di dalamnya banyak tenda dan kubah yang terbuat dari mutiara. Dan tanahnya adalah kesturi..”[6]

“…tanahnya seperti tepung yang sangat putih, kesturi yang sangat murni..” [7]

“…adukan semennya adalah kesturi yang sangat harum. Batu kerikilnya adalah mutiara dan berlian..” [8]
Subhanallah, begitu mengagumkan kawan. Siapakah lebih bagus ciptaannya dari Allah سبحانه و تعالى ?


>>>Pesona Keharuman Tiada Tara. . 

Kawanku yang mulia, salah satu hal yang menenteramkan jiwa kita di dunia adalah ketika merasakan aroma wewangian yang sangat harum nan penuh nuansa kelembutan. Kita akan menghirup nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkannya kembali. Udara segar memenuhi dada serta kedua paru-paru dengan hembusan-hembusan yang mengeluarakan aroma keharuman. Lalu, sejuk dan bergairahlah jiwa-jiwa. Terkikislah jenuh pikiran. Namun tidaklah kekal karena bersifat keduniaan. Adapun di Negeri Penuh Cinta yang kekal abadi maka aroma-aroma harum semerbak tersebut tidak akan punah dan akan selalu tertebar abadi. Kualitasnya pun tentu tak akan terbandingkan.

Berbahagialah engkau yang tidak membunuh kafir Mu’ahhad [9]. Berbahagialah wanita-wanita yang menutup anggun tubuh mereka dengan syari’at hijab sehingga lekuk tubuhnya tak terlihat. Berbahagialah seorang wanita yang berjalan tidak berlenggak-lenggok untuk menyihir mata yang memandang. Kuucapkan selamat atas kami dan kalian semua.

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“..barang siapa membunuh kafir mu’ahhad, ia tidak akan mencium aroma Surga. Padahal aromanya bisa dicium dari jarak perjalanan 40 tahun.” [10]

“..wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mendapati aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun..” [11]
Duhai penaku, tak jemu-jemu kutitip salam untuk para wanita agar membalut tubuhnya dengan syariat hijab. Aku harap mereka tak memperlihatkan lekuk tubuh dan kecantikannya di depan kami sebagai kaum laki-laki. Sungguh, kami tak membutuhkan apa yang mereka perlihatkan itu. Kami membutuhkan keimanan mereka yang sekokoh karang. Kami membutuhkan aura ketakwaan yang menyemburat dari relung jiwa yang tersirami sejuknya ilmu syar’i.


>>>Pakaian Penduduknya dan Ranum Buahnya. . . . 

Begitu banyak jenis pakaian yang ada di dunia dengan berbagai mode. Ia melambangkan keindahan dan selera pemiliknya. Penaku selanjutnya akan mengajak kita melihat gambaran pakaian penduduk Negeri Penuh Cinta agar jiwa ini semakin bergelora merindukan negeri impian tersebut (bukan Negeri Mimpi atau Republik Mimpi).


Rasulullah صلی الله عليه وسلم pernah menjawab pertanyaan salah seorang sahabat tentang pakaian penduduk Surga, apakah lansung diciptakan atau ditenun:“..tidak, tetapi dikeluarkan darinya buah-buahan surga..” [12] beliau mengatakannya tiga kali

وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ

”..dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera..”[13]
Bagaimana dengan buahnya? Kita akan melihat kurma terlebih dahulu. Cobalah pandang warna batangnya yang merah keemasan. Daun-daunya adalah pakaian-pakaian mahal penduduk Surga.


Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“…kurma Surga, batangnya terbuat dari batu jamrud hijau [14]. Warnanya merah keemasan. daunnya adalah pakaian bagi para penduduk Surga. Darinya datang potongan-potongan dan baju-baju mahal mereka..” [15]
Kawan, makanan, minuman dan buah-buahan merupakan salah satu dari sekian banyak kenikmatan yang Allah سبحانه و تعالى sediakan bagi penduduk Negeri Penuh Cinta. Amat berbeda dengan buah-buahan penduduk bumi dari segi rasa, kadar, bahkan warna dan bentuknya walaupun dengan nama yang sama.

Cobalah kau alihkan pandanganmu sejenak, buahnya begitu mudah dipetik kapanpun kita inginkan dan kehendaki. Tanpa ada kesulitan dan tak perlu alat-alat untuk membantu.


وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلا

”..Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya..” [16]
Pun, kita bisa menikmatinya dalam setiap keadaan baik berdiri, duduk, dan telentang dalam situasi apapun yang kita inginkan.

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“..sesungguhnya penduduk Surga akan makan buah-buahan Surga dalam kondisi berdiri, duduk, dan telentang dalam keadaan apapun yang mereka inginkan..” [17]
Lihatlah kembali kawan, buahnya sebesar guci dan timba. Ia lebih putih dari susu. Lebih manis dari madu. Lebih lembut dari cream. Dan ia tidak memiliki biji..

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

“..Buah-buahan Surga sebesar guci dan timba. Ia lebih putih dari susu. Lebih manis dari madu. Lebih lembut dari cream. Dan ia tidak memiliki biji..” [18]
Begitu rindunya hati ini dengan kenikmatan negeri nan abadi. Begitu inginnya jiwa ini bersua dalam Surga yang tiada duka dan lara.


>>>Lezatnya Daging Burung Panggang. . 

Kawan yang kucinta, burung yang kita dengar kicaunya di dunia dengan segala jenisnya yang banyak memiliki daging yang lezat dan tentu saja mengundang selera, apalagi dengan racikan bumbu-bumbu khas nusantara.

Lantas bagaimana dengan daging burung Surga? Tentu saja lebih lezat dengan cita rasa yang tak bisa dirasakan kelima alat indera kita saat ini.


وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ”..dan daging burung dari apa yang mereka inginkan..” [19]

Abdullah bin Abbas bertutur:

“..maksudnya adalah daging burung yang kalian senangi dan kalian inginkan… Dalam hati seorang dari mereka [penduduk Surga], terbesit [keinginan] (untuk memakan) daging burung di Surga, maka burung itu langsung terbang dan terjatuh di hadapannya sesuai keinginannya dalam keadaan sudah tergoreng atau dipanggang...” 

Dalam sebuah hadist disebutkan:

“..sesungguhnya kamu benar-benar melihat burung di surga. Maka burung itu segera terjatuh di hadapanmu dalam keadaan terpanggang..”[20]
Subhanallah.. amat nikmat berada di Negeri Penuh Cinta.


>>>Mari kawan kita bergandeng tangan…

Telah tertabuh genderang pertanda niat kita yang membara untuk menjadi penghuni Negeri Penuh Cinta. Mari kita bergembira ria menuju rahmat dan ketaatan kepada Allah سبحانه و تعالى, menuju kesenangan yang penuh kenikmatan yang meggelora hati di sisi Rabb Yang Maha Berkuasa. Mari bergandeng tangan menuju negeri yang tiada lelah nan letih. Mari menuju ru’yaturrahman (memandang wajah Allah سبحانه و تعالى) dengan wajah berseri-seri karena melihat Tuhannya.


>>>Semburat do’a penuh harap.. 

Ya Allah,hanya rahmat-Mu yang kami harap maka janganlah menyerahkan kami kepada diri kami meski hanya sekejap mata. Perbaikilah segala urusan kami dan tunjukilah kami kepada jalan lurus tiada berliku.Peliharalah hati kami agar tak tertimbun dosa dan maksiat. Peliharalah hati kami dari segala noda dunia. Taburkanlah hati kami dengan iman agar terpelihara kami dari kesesatan dunia yang membelenggu dan dipenuhi segala mara bahaya. Isikanlah hati kami dengan kebaikan dan kemurnian agama-Mu. Lembutkanlah lidah kami untuk memuji dan mengagungkan-Mu.

Duhai Rabbi, anugerahkanlah pahala atas setiap goresan pena kami. Jadikanlah rajutan kata-kata ini menjadi embun yang menyejukkan hati bagi siapapun yang membacanya. Jadikanlah pula sebagai wasilah dan sebab tercucur dan tercurahnya hidayah-Mu. Mudah-mudahan mampu menjadi saksi kelak di hari kebangkitan.

****Sekian, salam santun penuh kehangatan cinta untuk anda semua. .Subhanakallahu allahumma wa bihamdika, asyhadu alla ila ha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika..

Fachrian Almer Akira (Yani Fachriansyah Muhammad as-Samawiy)

Mataram, Lombok._Selesai beberapa menit menjelang pukul 00.30 wita dini hari._(kala dentuman hujan mengguyur kota)14 Jumadil Tsani 1431 H (28 Mei 2010)_
udhatul-muhibbin.blogspot.com/2010/10/mari-bercinta-di-surga.html

Betapa Pentingnya Muraja’ah…


Sebagai pelajar, mahasiswa dan (terlebih) penuntut ilmu syar’i yang telah banyak meluangkan waktunya untuk pergi ke kampus atau
 ma’had, tentunya kita dituntut untuk banyak memahami dan mencatat ilmu yang telah kita dapatkan. Bagaimana tidak, kesibukan sehari – hari yang silih berganti menghabiskan waktu, tentu sedikit banyak akan membuat kita lupa akan ilmu-ilmu yang telah kita dapatkan… entah itu ilmu tentang perkuliahan, terlebih lagi ilmu tentang dien / agama yang dicari oleh para thalabul ‘ilmi.
Seringkali ketika telah menempuh kuliah di fakultas teknik, namun ketika ditanya permasalahan tentang bidangnya, kita dapati jawaban,” waduh ga tau ya…” (*^&%$^$#&@*%@)
Miris sekali bukan…
Kemudian terlebih lagi ketika seorang thalabul ilmi yang telah jelas mengetahui sebuah kebenaran akan suatu syari’at, akan tetapi karena jarangnya dia memurajaah pelajaran yang dia dapatkan dari ustadz, maka ketika ditanya temannya yang lain, dia mengatakan,” waduh, tentang masalah itu ada haditsnya kok, tapi aku lupa…
Sehingga tak jarang dari sini, si penanyapun akhirnya pergi berlalu begitu saja… Sungguh disayangkan bukan…? Padahal jika kita tau dalil permasalahan tersebut, bisa jadi -dengan izin Allah- teman kita tadi akan mengikuti jalan hidayah…
Dan ternyata, muraja’ah ini telah menjadi hal krusial yang tengah dihadapi oleh beberapa para thalabul ‘ilmi. Kebiasaan tidak mencatat ilmu serta tidak mengulanginya, amat mencuat.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mengingatkan umatnya tentang pentingnya mencatat dalam sebuah hadits:
قيدوا العلم بالكتاب
“Ikatlah ilmu dengan tulisan” [HR. Al-Qadlaa’iy dalam Musnad Asy-Syihaab no. 637, Abu Nu’aim dalam Taariikh Ashbhaan 2/228 shahih lighairihi].
Namun, teramat sering kita mengabaikan titah Nabi kita yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam- ini…
Hal ini sangat berkebalikan dengan para salaf yang telah mendahului kita dalam mengamalkan kebaikan. Mereka selalu mencatat apa yang telah diberikan gurunya, padahal ketika itu lembar yang ada hanyalah daun – daunan dan kulit. Subhanallah…
Akan tetapi, mereka tak lupa untuk memberikan nasehat kepada kita agar selalu murajaah, dan memahami betapa pentingnya murajaah sesungguhnya…
Sebagaimana’Abdullan ibnu Mas’ud mengabarkan dari Nabi…


عن عبد الله. قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “بئسما لأحدهم يقول: نسيت آية كيت وكيت. بل هو نسى. استذكروا القرآن. فلهو أشد تفصيا من صدور الرجال من النعم بعقلها”.
Dari ‘Abdullah (bin Mas’uud), ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Alangkah mereka yang berkata : ‘Aku telah lupa ayat ini dan itu’. Namun sebenarnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla). Maka, perbanyaklah mengingat (membaca) Al-Qur’an, karena ia lebih cepat hilang/tercabut dari dada-dada manusia daripada onta di tambatannya” [HR. Al-Bukhari no. 5032 & 5039, Muslim no. 790]
Ditambah dengan ‘Alqamah berkata :
تَذَاكَرُوا الْحَدِيثَ فَإِنَّ ذِكْرَهُ حَيَاتُهُ
“Ulang-ulanglah hadits (yang telah kalian dapat), karena dengan mengingatnya adalah kehidupan hadits tersebut” [HR. Ad-Daarimiy no. 627; shahih].
kemudian Yuunus bin ‘Ubaid rahimahullah menceritakan:
كُنَّا نَأْتِي الْحَسَنَ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِ تَذَاكَرْنَا بَيْنَنَا
“Kami pernah mendatangi (majelis) Al-Hasan. Apabila kami keluar dari sisinya, kami saling ber-mudzakarah/mengulang-ulang (hadits) di antara kami” [HR. Ad-Daarimiy no. 632; shahih].
Itulah nasehat ulama tentang betapa pentingnyamencatat & mengulang ilmu yang kita dapatkan, baik itu ilmu dunia dari perkuliahan, terlebih lagi itu ilmu dien yang dengannya akan dapat menyelamatkan kita di dunia dan akhirat kelak…
Semoga Allah ta’ala melindungi kita dari penyakit – penyakit ilmu seperti yang dijelaskan Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu :

إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ آفَةً وَآفَةُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ
“Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai penyakit, dan penyakit dari ilmu itu adalah lupa” [HR. Ad-Daarimiy no. 647; hasan].
Wallahua’lam…
-ditulis Didit Fitriawan setelah shalat isya’, 20 Oktober 2010-

thank you