Minggu, 21 November 2010

Mari Terbitkan Surga di Beranda Rumah Kita, Dinda

kurasakan air mata ini kembali menyuburkan bunga cinta di taman hati. Kupersembahkan indah mekarnya untukmu, dinda. Semerbaknya begitu harum, bukan?”


*****


>>Saat itu. . .


Aku sudah mengenalmu karena memang engkau adalah tetangga dekatku. Olehku, benar-benar tak terbayang bahwa engkau kan menjadi kekasih hatiku yang terajut oleh untaian tali pernikahan. Jujur terakui, wajahmu tak terlalu cantik. Namun begitu, sulit pula bagi lidahku untuk kututurkan bahwa engkau jelek rupa. Biasa saja. Bagimu, make-up tak begitu penting. Itu kuketahui karena engkau memang tak pernah memoleskannya di wajahmu.



>>Aku dan Keputusanku…

Engkau adalah wanita sederhana. Iya, wanita sederhana, pintar, tak banyak bicara. Engkaulah wanita yang bersahaja. Terlihat dewasa, pula. Kesederhanaan dan kesahajaan yang engkau peragakan lah yang justru terasa mengusik hati ini. Benar, tak bisa kupungkiri. Tak bisa kututupi. Akhirnya, nyaliku terpercik hebat lalu menghujankan sebuah keputusan. Kupilih engkau menjadi permaisuriku.


>>Sejenak Tentangmu…

Engkau, dinda, bukanlah keturunan orang berpangkat, juga bukan keturunan ningrat. Aku tak peduli. Raga yang terbalut kain-kain penutup aurat dan jiwa yang terpaut akhirat yang kuingini. Terlebihi terpolesi ilmu syar’i. Tekadku sudah bulat. Kupinang engkau dalam waktu dekat.


Engkau, dinda, saat itu baru lulus SMA. Tak kusangka kalau engkau menerima lamaranku dengan tangan terbuka. Bahkan untuk menerimaku, engkau pangkas keinginanmu mencicipi bangku kuliah. Semua gurumu begitu menyayangkan keputusanmu karena engkau termasuk siswa yang cerdas. Aku tak tahu, mengapa engkau memilihku menjadi pangeran yang akan menduduki singgasana hatimu, dinda. Sujud syukurku pada Allah ‘azzawajallah. Alhamdulillah.









>>Percikan Bahagia di Hari Pernikahan…

Dan hari itu pun kita menikah. Terbitlah kebahagiaan yang menyelimuti sanubari. Sempurnalah mekar indah pucuk asmara. Telah tiba saatnya biduk harus berlayar di samudera kehidupan. Terhempas sudah karang-karang penantian yang bertengger di taman hati.


Adakah jalinan yang indah selain jalinan dan untaian tali pernikahan?

Adakah letupan-letupan cinta yang lebih menenteramkan hati sepasang muda-mudi selain dalam ikatan ini?


Adakah hubungan yang lebih menabung kebaikan selain hubungan sah secara syar’i?


Bak sejuknya tanah gersang yang kembali subur setelah dentuman hujan, bak cerahnya dedaunan muda yang indah menghijau bersemi, bak syahdunya kicauan burung menyambut mentari di pagi nan cerah, begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati.


>>Aku Begitu Kagum. . .


Semua terasa mudah dan indah, dinda. Engkaupun merasakan hal yang sama, bukan? Saat itu, usiaku 25 tahun dan engkau baru 19 tahun. Memang masih terlalu muda untuk kalangan umum namun engkau berani mengambil keputusan itu. Engkau berani mengakhiri masa lajangmu di usia dini. Dan tahukah engkau, dinda, itu membuatku semakin kagum padamu.


Dinda tersayang.

Semenjak menikah hingga saat ini, kekagumanku padamu terpupuk subur. Kudapati engkau belum pernah mengeluh tentang keadaan yang kita alami bersama. Padahal engkau sendiri tahu bahwa penghasilanku tak seberapa, kadangkala tak seimbang antara pemasukan dan pengeluaran. Begitu sering kita harus mengikis beberapa keinginan karena kita tak sanggup menggapainya. Benar-benar tak pernah terlihat kristal bening menetes dari pelupuk matamu karena hal itu, dinda. 



>>Tetesan Air Mata di Kasur Cinta..

Masih teringatkah olehmu, dinda, saat pertama kali kita arungi bahtera ini di sebuah kontrakan mungil? Sama sekali kita tak punya apa-apa, bahkan alas tidur pun tak ada. Tetapi engkau benar-benar membuktikan kecerdikanmu, dinda.
Seonggok pakaian kita yang masih tersimpan dalam tas usang, kau keluarkan. Engkaupun melipatnya lalu engkau tumpuk dua hingga tiga helai. Engkau kemudian mengaturnya berjejeran. Diatas barisan baju itu, engkau bentangkan jilbab lebarmu. Jadilah kasur cinta ala istriku terkasih.


Sambil menyungging senyum manismu, engkau mempersilahkan aku mengempukkan diri di kasur cinta kita. Kutatap wajah ayumu, dinda. Kufokuskan mataku memandang hitam bola matamu sambil membalasmu dengan senyumku. Beberapa detik kemudian, kurasakan getaran hebat berkecamuk di hati. Dan, dan, dan berlinanglah air mata haruku. Aku cinta. Aku cinta. Aku mencintaimu, dinda.


>>Saatnya Engkau Melahirkan..

Bersamamu, wahai permaisuri hatiku, tak terasa begitu cepat bergulirnya waktu. Dengan penuh kasih, selalu indah nan syahdu terlalui hari-hari,dinda. Kekurangan materi yang terkadang menghantui seakan-akan bukanlah beban manakala kita senantiasa menebalkan keikhlasan di hati. Denganmu, dinda, begitu banyak pelajaran yang kupetik.


Masih ingatkah ketika usia pernikahan kita beranjak setahun, saat tujuh bulan usia kehamilanmu, dinda? Aku begitu panik ketika engkau mengalami pendarahan. Tapi engkau begitu tenang tak gugup. Dari keningmu yang berkerut dan nafasmu yang tertahan, aku tahu engkau sedang menahan sakit yang luar biasa. Segera saja kubawa engkau ke bidan. Dari pemeriksaannya, itu adalah tanda-tanda bahwa engkau akan melahirkan.


Jam 12 malam, saat manusia tengah asyik terlelap, anak pertama kita lahir dengan prematur. Ah, betapa aku bahagia, dinda. Berulang kali, kukecup keningmu dengan kecupan sayang penuh mesra.


>>Segelas Air Putih..

Aku melihat wajahmu melemas. Engkau begitu lelah. Secara perlahan, kau bisiki aku dengan berkata:


“abii…, aku lapeer.”


Tersentak aku mendengarnya, dinda. Ya, seharian tadi engkau tak makan karena kesakitan sejak kemarin. Sore tadi aku hanya membeli sebungkus roti untukmu namun sudah kulahap habis karena tadi engkau tak nafsu makan. Kini tak ada roti atau jajanan lain. Mau beli, jam segini semua toko dan warung sudah tutup.


Alhamdulillah, ada segelas air putih yang dibawakan bidan. Kusuguhkan sendiri untukmu agar kemesraan kita tetap terjalin dan barangkali letihmu akan terkikis. Perlahan, engkau pun meneguknya, dinda. Tak ada tuntutan dan keluhan sedikit pun yang terlontar dari lisanmu. Engkau sungguh mengagumkan, dinda. Aku memuji Allah atas anugerah ini.


Kesahajaanmu benar-benar menggelombangkan air mataku. Melihat semburat bahagia terbit di wajahmu, kembali kurasakan tetesan bening bak kristal itu mengalir syahdu dari pelupuk mataku. Seiring menyusuri lembah hidungku, kurasakan air mata ini kembali menyuburkan bunga cinta di taman hati. Kupersembahkan indah mekarnya untukmu, dinda. Semerbaknya begitu harum, bukan?


Yah, bayi yang menjadi permata hati kita yan selamat dan nampak sehat telah membuatmu lupakan lapar dan dahaga.


>>Engkaulah Penyejuk Hati..

Tahun berganti dan engkau tak pernah berubah. Hampir sepuluh tahun kita bersama dalam bahtera yang penuh dengan kesederhanaan tetapi kita tak pernah lontarkan keluh. Engkau tak pernah tuntut dunia dariku, dinda. Tak pernah minta ini. Tak pernah minta itu. Beli pakaian saja mungkin tiga atau empat tahun sekali. Perhiasan? Tak pernah engkau mengenalnya. Bagimu, bisa memenuhi kebutuhan saja tanpa berhutang sudah lebih dari cukup.


Sungguh, dinda. Aku amat bahagia mengenalmu sosokmu. Aku memuji Allah atas anugerah ini. Engkaulah permata sekaligus belahan jiwa yang menyejukkan hati. Mata akan teduh memandangmu. Engkaulah sebenarnya perhiasan itu, dinda. Semoga engkau selalu tegar menemani hari-hariku hingga kita jelang negeri penuh cinta nan abadi di akhirat nanti.


***

_____________
Catatan Editor:

Sejatinya, ini adalah kisah nyata yang tertera dalam buku “Bila Pernikahan Tak Seindah Impian”, penerbit Mumtaza, Solo, 2007, hal 118-122. Kepada penulis buku tersebut yaitu saudara Muhammad Albani (hafidzahullah), kami telah meminta ijin untuk menuturkan dan mengisahkan kembali sekaligus mendaur ulang bahasanya dengan tidak merubah alur kisah.


Kepada sepasang merpati dalam tulisan, semoga jalinan cinta yang terajut dalam kehalalan tersebut tetap terjaga hingga berjumpa dengan wajah Allah di surga, kelak.


Kepada para wanita, selalu kami titipkan nasehat agar merias diri dengan akhlak yang mulia dan membalutkan diri dengan ilmu syar’i. Ketahuilah wahai saudari-saudari kami bahwa salah satu dosa anda sebagai makhluk hawa, seperti yang disebutkan para ulama, adalah keengganan anda untuk menuntut ilmu dien ini. Jadikanlah wanita dalam kisah diatas sebagai  salah satu ibrah untuk menapaki jenjang pernikahan. Terakhir, jadilah kalian wanita  yang penuh kesahajaan dan selalu merasa cukup dalam dunia. Semoga Allah ‘azzawajalla mudahkan kalian memasuki surga-Nya.


Kepada sauadara-saudara kami, semoga kisah diatas menjadi salah satu percikan-percikan yang akan menerangi jenjang-jenjang kehidupan kita selanjutnya. Semoga Allah tabaraka wata’ala mengistiqamahkan kita di atas sunnah dan manhaj yang ditempuh para pendahulu sehingga kita mampu menjadi pribadi yang shahih berilmu nan mulia berakhlak. Kami rasakan fitnah-fitnah di akhir zaman begitu dahsyat menghantam karang keimanan.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla illa ha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.


Salam persaudaraan penuh kehangatan ukhuwah,


Fachrian Almer Akiera

Mataram, Kota Ibadah,  menjelang isya’ di hari Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1431 H.



Wanita… Andai Kau Sadar Betapa Mahalnya Dirimu….

ذئب آخر..” كان من شباب الخلاعة واللهو، علم أن المنزل الذي يجاور منزله يشتمل علي فتاة حسناء من ذوات الثراء والنعمة والرفاهية والرغد، فرنا إليها النظرة الأولى فتعلقها، فكررها أخرى ، فبلغت منه، فتراسلا، ثم تزاورا، ثم افترقا، وقد ختمت روايتهما بما تختتم به كل رواية غرامية يمثلها أبناء آدم وحواء علي مسرح هذا الوجود، عادت الفتاة تحمل بين جانبيها هما يضطرم في فؤادها، وجنيناً يضطرب في أحشائها، وقد يكون لها إلي كتمان الأول سبيل، أما الثاني فسر مذاع وحديث مشاع ، إن اتسعت له الصدور، فلا تتسع له البطون، وإن ضن به اليوم فلا يضن به الغد.. فلما أسهر الهم ليلها، وأقض مضجعها، لم تر لها بداً من الفرار بنفسها، والنجاة بحياتها، فعمدت إلي ليلة من الليالي الداجية فلبستها وتلفعت بردائها، ثم رمت بنفسها في بحرها الأسود، فمازالت أمواجها تتلقفها وتترامى بها حتى قذفت بها إلي شاطئ الفجر، فإذا هي في غرفة مهجورة في إحدي المنازل البالية، في بعض الأحياء الخاملة وإذا هي وحيدة في غرفتها لا مؤنس لها إ ذلك الهم المضطرم.

وتدور عجلة الزمان دورتها، تلك العجلة التي لا حيلة لنا في إيقافها فماذا كان؟ يغفر المجتمع لهذا الذئب، ويقبل توبته، وينسي زلته ، ويعين قاضياً، وتضع المسكينة طفلتها في تلكم الغرفة المتهالكة، باعت جميع ما تملك يدها وما يحمل بدنها وما تشتمل عليه غرفتها من حلي وثياب وأثاث، حتى إذا طار غراب الليل عن مجثمه أسدلت برقعها علي وجهها وائتزرت بمئزرها، وأنشأت تطوف شوارع المدينة وتقطع طرقها، لا تبغي مقصداً ولا ترى غاية سوى الفرار بنفسها من همها لا يزال يسايرها ويترسم مواقع أقدامها..

وفي إحدى الليالي سيق ليها رجل، كان ينقم عليها شأناً من شئون شهواته ولذاته، فزعم أنها سرقت كيس دراهمه…ورفع أمرها إلي القضاء .

وجاء يوم الفصل …

فسيقت إلي المحكمة، وفي يدها فتاتها، وقد بلغت السابعة من عمرها فأخذ القاضي ينظر في القضايا ويحكم فيها حتى أتي دور الفتاة، فما وقع بصره عليها حتى شدهت عن نفسها وألم بها من الاضطراب والحيرة ما كاد يذهب برشدها، وذلك أنها عرفته وعرفت أنه ذلك الفتي الذي كان سبب شقائها، وعلة بلائها، فنظرت إليه نظرة شزراء، ثم صرخت صرخة دوي بها المكان دوياً وقالت:

رويدك أيها القاضي، ليس لك أن تكون حكماً في قضيتي فكلانا سارق، وكلانا خائن، والخائن لا يقضي علي الخائن ، واللص لا يصلح أن يكون قاضياً بين اللصوص”

فعجب القاضي والحاضرون لهذا المنظر الغريب.. وهم أن يدعو الشرطي لإخراجها، فحسرت قناعها عن وجهها، فنظر إليها نظرة ألم فيها بكل شيء .. وعادت الفتاة إلي إتمام حديثها فقالت:

.

أنا سارقة المال، وأنت سارق العرض، والعرض أثمن من المال، فأنت أكبر مني جناية،وأعظم جرماً وإن الرجل الذي سرقت ماله ليستطيع أن يعزي نفسه باسترداده أو الاعتياض عنه، أما الفتاة التي سرقت عرضها فلا عزاء لها، لأن العرض الذاهب لا يعود، لولاك لما سرقت، ولا وصلت إلي ما إليه وصلت، فاترك كرسيك لغيرك، وقف بجانبي ليحاكمنا القضاء العادل علي جريمة واحدة، أنت مدبرها وأنا المسخرة فيها.. رأيتك حين دخلت هذا المكان وسمعت الحاجب يصرخ لمقدمك، ويستنهض الصفوف للقيام لك، ورأيت نفسي حين دخلت والعيون تتخطاني والقلوب تقتحمني، فقلت يا للعجب، كم تكذب العناوين، وكم تخدع الألقاب.. أتيت بي إلي هنا، لتحكم علي بالسجن كأن لم يكفك ما أسلفت إلي من الشقاء حتى أردت أن تجئ بلا حق لذلك السابق.. ألم تك إنساناً، فترثي لشقائي وبلائي؟ إن لم تكن عندي وسيلة أمت بها إليك، فوسيلتي إليك ابنتك هذه فهي الصلة الباقية بيني وبينك.”

وهنا رفع ” الذئب” – عفواً- رفع القاضي رأسه، ونظر إلي ابنته الصغيرة وأعلن أن المرأة قد طاف بها طائف من الجنون،وأن لابد من إحالتها علي الطبيب فصدق الناس قوله، ثم قام من مجلسه..

فيا الله ؟!!!!!!

عوى الذئب فاستأنست بالذئب إذ عوى

وصـوت إنـسان فكدت أطـير

“….Selanjutnya, inilah kisah serigala lain. Ia adalah laki-laki bejat dan suka bermain-main. Ia mengetahui bahwa tidak jauh dari rumahnya terdapat seorang gadis yang sempurna dari sisi kepemilikan harta, kebahagiaan, kemewahan, dan kesejahteraan hidup. Ia menatap gadis itu dengan pandangan pertama, ia pun terpikat dengannya sehingga ia berkali-kali memandangi dirinya. Maka, pandangannya pun sampai di hati si gadis. Akhirnya, mereka saling berkirim surat, lalu saling bertemu, kemudian berpisah.
Kisah mereka berdua berakhir seperti halnya kisah-kisah asmara lain yang diperankan anak cucu adam di atas pentas dunia ini. Kini, gadis itu menangggung duka nestapa di hati dan janin yang di dalam perutnya. Pada mulanya, ia bisa menyembunyikan kehamilan itu, namun selanjutnya berita kehamilannya tersebar luas. Meski dadanya masih lapang, namuntidak begitu dengan perutnya. Meski hari ini janin itu bisa disembunyikan, namun tidak dengan keesokan harinya.
Saat duka membuatnya sulit tidur di malam hari, ia pun berpikir harus melarikan diri dan menyelamatkan kehidupannya. Ia pun menyusuri malam demi malam yang gelap gulita. Ia lemparkan dirinya ke dalam lautan malam yang hitam. Ombaknya terus mengombang-ambingkan dan melemparnya ke sana ke mari hingga menghempaskannya ke tepian pagi. Akhirnya, ia sampai di sebuah ruangan tidak berpenghuni di salah satu rumah yang sudah rapuh di salah satu perkampungan yang tidak dikenal. Ia seorang diri di ruangan itu tanpa kawan yang menemani selain kedukaannya.
Roda kehidupan pun berputar. Roda yang tidak bisa kita hentikan dengan cara apa pun. Lantas, apa yang terjadi selanjutnya?
Masyarakat memaafkan serigala itu, menerima taubatnya, melupakan kesalahannya, dan ia bekerja sebagai anggota hakim. Sementara wanita yang malang itu melahirkan anaknya di tengah ruangan yang hampir runtuh. Ia menjual seluruh harta yang ia miliki dan yang dikenakan di badannya, seperti perhiasan dan pakaian. Hingga saat malam tiba, wanita itu mengenakan sobekan kain untuk menutupi wajahnya dan memakai sarung, kemudian berkeliling di jalanan kota dan melintasi jalanan tanpa tujuan selain melarikan diri dari duka yang senantiasa menemaninya.
Pada suatu malam, seorang pria melintasinya dan menuduhnya mengambil dompetnya. Wanita itu kemudian dilaporkan ke pengadilan.

Tibalah hari persidangan.

Wanita itu dibawa ke pengadilan dengan menggendong putrinya yang telah berusia tujuh tahun. Hakim mencermati berbagai kasus persidangan dan menjatuhkan putusannya. Lalu, saat giliran wanita itu untuk berbicara tiba, hakim itu tidak melemparkan pandangannya pada si wanita. Wanita itu sendiri yang kaget setelah melihat wajah si hakim. Ia mulai bingung, terlihat tanda risau dan bimbang yang hampir melenyapkan kesadarannya, karena ia mengenal siapa hakim itu. Dialah pemuda yang menyebabkannya menderita.
Wanita itu menatapnya dengan pandangan marah, kemudian berkata lantang yang menggema di ruangan persidangan,
” رويدك أيها القاضي، ليس لك أن تكون حكماً في قضيتي فكلانا سارق، وكلانا خائن، والخائن لا يقضي علي الخائن ، واللص لا يصلح أن يكون قاضياً بين اللصوص”
“Tunggu dulu Wahai Hakim! Anda tidak layak menjadi pengadil untuk memutuskan kasus saya karena kita sama-sama pencuri. Kita sama-sama pengkhianat. Pengkhianat tidak bisa menghakimi sesama pengkhianat. Tidak layak seorang pencuri (kehormatan –pen) menjadi hakim yang memutuskan perkara sesama pencuri (harta -pen).”
Hakim dan orang-orang yang hadir kaget karena pandangan aneh itu. Ia lalu  memanggil polisi agar mengeluarkan wanita tersebut. Si wanita segera membuka kain penutup mukanya. Setelah itu, Hakim lantas memperhatikannya dengan pandangan yang mengisyaratkan banyak hal.
Gadis itu kembali meneruskan kata-katanya,
“Aku mencuri uang, sedangkan Anda mencuri kehormatan. Padahal, kehormatan itu lebih mahal dari harta. Kejahatan Anda lebih besar dari kejahatan saya dan lebih besar dosanya. Orang yang dicuri hartanya bisa menghibur diri, barangkali uang itu kembali atau mendapat ganti. Sementara gadis yang dicuri kehormatannya tidak ada yang bisa menghibur dirinya. Sebab, kehormatannya telah hilang dan tidak akan kembali lagi. Andai bukan karena Anda, tentu aku tidak mencuri dan tentu aku tidak menjadi seperti ini. Berikan kursi Anda untuk orang lain, dan silakan berdiri di samping saya agar pengadilan menghukumi kita atas kejahatan yang sama. Anda yang merencanakannya, sedangkan saya yang melakukannya. Saat Anda memasuki tempat ini, saya melihat dan mendengar petugas meneriakkan kedatangan Anda, orang-orang pun berdiri untuk Anda. Namun, saat saya memasuki ruangan ini, saya melihat seluruh pasang mata tertuju pada saya dan seluruh hati meremehkan saya.
Saya berkata dalam hati, “Aneh sekali betapa banyaknya lencana berdusta. Betapa banyaknya “gelar” menipu. Anda membawa saya ke sini untuk memenjarakan saya? Apa belum cukup kesengsaraan yang Anda timpakan pada diri saya hingga Anda kembali ingin menimpakan kesengsaraan tanpa alasan yang benar. Bukankah Anda manusia sehingga bisa merasakan kesengsaraan dan derita saya?
Bila saya tidak memiliki hubungan dengan Anda, maka perantara saya dan Anda adalah putri Anda ini. Inilah tali penghubung yang masih tersisa di antara saya dan Anda.”
Saat itulah si serigala –maaf- si hakim mengangkat kepala dan menatap putri kecilnya. Ia mengatakan bahwa wanita itu gila, harus dibawa ke dokter. Para hadirin memercayai kata-katanya. Kemudian, hakim itu pergi meninggalkan persidangan. Ya Allah…

عوى الذئب فاستأنست بالذئب إذ عوى

وصـوت إنـسان فكدت أطـير

Seekor serigala melolong
Aku merasa senang saat hewan itu melolong
Sedang suara manusia membuatku hampir terbang…

فيا أختاه:

كوني أكبر من أن تقعي فريسة لذئب بشري يأخذ منك أعز ما تملكين ولا تظفري منه بأدني شيء.

فهيا أختاه أغلق باب كل فتنة وسدي باب كل شبهة وتذكري أن الفتاة الأمينة ثمينة فإذا خانت هانت.

وتذكري كم من فتاة عضت أصابعها ندماً وأصبح أهلها يتوارون من القوم نظراً لما لُطخ بعرضها ،

ولكن هيهات هيهات  وما حدث ذلك إلا لأنها نسيت عقلها وربها في قصة غرام أو ديوان غزل أو

بين صفحات مجلة أو عبر الهاتف أو أمام شاشة التلفاز أو عند نظرات ذئب جائع أو بين معسول

حديثه .

.

أختاه :

أحذري الذين صوروا لك الحياة حباً في حب، وغراماً في غرام وعشقاً في عشق، فلا تسير ولا تصح الحياة بدون هذا لحب الذي يزعمون وبه يتشدقون قالوا: لابد من الحب الشريف بين الشاب والفتاة

والله يقول:

{ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا *  وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}   ( سورة الأحزاب: 32-33)

فأي حب هذا الذي يزعمون وأي شرف هذا الذي يتشدقون{ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ }  ( سورة المنافقون: 4) فما الحب الشريف كما يزعمون إلا شهوة لم تفض ورغبة لم تتحقق وما دون ذلك وهم وضلال وكذب وتدليس علي النفس

إن الحب بين شاب وفتاة خرافة لا تروج سوقه إلا علي المجانين والمراهقين وأهل الديانة والخنسا.

Wahai saudariku, jadilah sosok yang terlalu agung untuk menjadi korban serigala manusia yang gemar merenggut barang paling berharga yang Anda milki, sedangkan Anda tidak mendapatkan apa pun darinya.
Wahai saudariku, tutuplah seluruh pintu fitnah. Tutup rapat-rapat seluruh pintu syubhat dan ingatlah selalu bahwa gadis yang terpercaya sangat mahal harganya. Bila ia berkhianat, akan terhina. Ingatlah selalu, betapa banyak gadis yang gigit jari karena menyesal dan keluarganya pun menyembunyikan diri dari pandangan orang karena harga dirinya tercemar. Namun, kenyataannya jauh sekali, peristiwa itu tetap saja terjadi. Ini dikarenakan ia melupakan akal sehat dan Rabb-nya, tenggelam dalam kisah asmara, puisi cinta, lembaran-lembaran majalah, telepon, televisi, terlena saat melihat serigala lapar atau lelaki bermulut manis[*].
Saudariku, waspadailah lelaki yang menggambarkan kehidupan sebagai cinta di atas cinta, asmara di atas asmara, kerinduan di atas kerinduan. Mereka beranggapan, kehidupan tidak akan berjalan dan tidak sehat tanpa cinta. Dengan dasar inilah mereka berteriak, “Harus ada jalinan cinta suci antara pemuda dan pemudi”. Padahal, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

{ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا *  وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى}

… Maka, janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan,hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlil bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
(Al-Ahzab: 32-33)
Cinta macam apa yang mereka katakan itu? Kemuliaan macam apa yang mereka teriakkan? Allah ta’ala berfirman,

قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“…. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)”
  • Cinta suci yang mereka katakan itu tidak lain adalah syahwat yang tidak terlampiaskan dan keinginan yang tidak terwujud. Di balik semua itu adalah angan-angan, kesesatan, dusta, dan penipuan jiwa. Cinta antara pemuda dan pemudi hanyalah dusta belaka, pasarnya hanya diramaikan oleh orang-orang gila, para remaja, orang-orang rendah dan liar.

وختاماً أختاه:

ضعي عفتك وكرامتك وشرف أهلك بين عينيك، تعرفين جيداً كيف تردين أي شيطان، فإن أفسق الرجال وأجرأهم علي الشر ، يخنس ويبلس ويتواري إن رأى أمامه فتاة متسترة، مرفوعة الهامة، ثابتة النظر، تمشي بجد وقوة وحزم، لا تلتفت تلفت الخائف ولا تضطرب اضطراب الخجل، حينئذ يطرح الذئب عن جلده فروة السباع وينزل من علي الجدار، تائباً مستغفراً ليطرق الباب في الحلال، رجلاً وسط أهله وعشيرته، بل ويستشفع بأهل الخير والصلاح ليشفعوا له عند أبيك، كي يمدحوه بالدين والخلق، فكفي بالدين والخلق مدحاً أنه ينسب إليهما كل أحد، وكفي بالرذيلة والخديعة مذمة أن يتبرأ منهما كل أحد.

هنالك تزفين وسط قبلات الأهل ، ودموع الأم وحنان الأب،  مرفوعة هامتك، عزيز جانبك،  إلي بيت الشرف والكرامة وأسأل الله – تعالي- لك أيتها الدرة المصونة والجوهرة المكنونة أن يحسن الله فرجك ويطهر قلبك ويعزك الله– تعالي-  بطاعته.

“سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك “

Sebagai penutup, wahai saudariku…
Letakkanlah harga diri dan kemuliaanmu serta kemuliaan keluargamu di antara kedua matamu, niscaya kau akan tahu cara menangkal berbagai jenis setan.
Lelaki paling bejat dan paling berani berbuat keburukan pun, pasti sembunyi bila melihat ada gadis yang berhijab rapat di hadapannya. Sebab, si gadis pandangannya lurus, berjalan dengan langkah pasti, kuat dan mantap, tidak menoleh ke sana ke mari seperti orang takut, dan tidak bergerak seperti pemalu.
Pada saat itulah sang serigala akan melepaskan bulu kebuasannya, kemudian turun dari atas tebing bertaubat dan meminta ampun. Ia akan mendatangi pintu secara halal, menjadi pemuda di tengah-tengah keluarganya. Bahkan, ia akan meminta pertolongan pada orang-orang shalih agar membantunya saat menghadap ayah sang gadis itu supaya mereka memuji agama dan akhlaknya. Cukuplah agama dan akhlak menjadi pujian bagi setiap orang. Dan cukuplah kehinaan dan tipuan sebagai sandaran celaan yang mana harus dihindari oleh setiap orang. Saat itulah saudari bisa menikah dengan mendapat ciuman anggota keluarga, air mata bahagia sang ibu dan kasih sayang ayah, kepala tegak (tidak tertunduk hina) dan Anda pun menjadi mulia, menuju rumah keagungan dan kemuliaan.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala berkenan menjaga kemaluan Anda, membersihkan hati Anda, dan memuliakan Anda dengan menaati-nya, wahaimutiara yang terpelihara dan permata yang tersimpan.

“سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك “

Maha suci Engkau ya Allah dan aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepadamu.
*****
(dari bagian akhir kitab أخطاء النساء المتعلقة بالحب المحرم, karya الشيخ ندا أبو أحمد)

[*] Dan yang tidak kalah bahayanya adalah facebook. Andai para muslimah menutup dirinya, niscaya itu lebih baik baginya. (admin)
thank you