Rabu, 09 Februari 2011

^ Mungkin Kita Pernah Mengalaminya...^

Semua orang itu pada dasarnya sama...
mereka pernah merasa sedih…..

khawatir…

merasa kecewa…

merasa terluka…

merasa tersakiti

sama-sama pernah mengalami peristiwa yang memalukan..

mengalami kesendirian..

mengalami perasaan bersalah yang kuat..

mengalami perasaan tidak ada yang bisa mengerti dirinya…

mengalami rasa takut yang menyebabkan ujung jari menggigil…

mengalami rasa khawatir atas penilaian orang lain pada dirinya

mengalami hari-hari dimana ia lebih memilih untuk tinggal sendirian meringkuk di kamar…

mengalami hari-hari dimana air mata mengalir dengan deras….
Saat-saat yang pasti terjadi dalam salah satu sisi kehidupan makhluk yang bernama manusia
Lalu mengapa??

Mengapa harus kau merasa sendirian dalam kesakitan..???


Pada saat kau sedang berkutat dengan lukamu..tidak kah kau sadar..bahwa banyak orang yang mengalami luka yang sama sepertimu..atau bahkan jauh lebih besar…


Mengapa kau harus menghabiskan hari-harimu dengan air mata..??

Tidakkah kau lihat dan rasakan betapa duniamu tiada berkutat pada hal-hal itu saja..hal-hal yang membuatmu meronta?

Buka lebar-lebar jendela hatimu…

Rasakan betapa kesakitanmu bahkan tidak berarti apa-apa…
Dunia ini begitu luas..Rahmat Allah demikian lebar…
Lalu mengapa engkau harus begitu..??
Merasa khawatir..merasa kecewa..merasa terluka..??
Akankah hidupmu diisi dengan kesakitan-kesakitan dan rintihan seperti itu…
Bahkan jika satu dua orang tidak menyukaimu…
Bahkan jika satu dua hal mengkhianatimu…
Bahkan jika satu dua kejadian mempermalukanmu…
Bahkan jika orang-orang disekitar membicarakanmu hingga memerah semua mukamu…
Bahkan jika tidak ada satu orang pun yang mempercayaimu…
Bahkan jika kau merasa tersakiti teramat sangat….
Adalah satu dua hal yang sangat manusiawi….
Sangat manusiawi….jika engkau memahaminya…


Jadi pastikan..bahwa apa yang engkau lakukan telah benar dan tidak melanggar LaranganNya…


Karena itulah letak kebenaran sejati…


Karena hanya Dialah…tolak ukurmu…


Karena hanya pada Nya lah…kau akan dikembalikan…


Bahkan Dia teramat sangat menyayangimu..


Mencatat segala lukamu…


Menghitung setiap tangismu….


Yang selalu bersamamu….memberikan kasih sayangNya….bahkan lebih dari yang kamu perlukan......


Yang selalu memberikan segala kebutuhanmu…


Yang selalu memberimu sebuah kesempatan untuk bangkit lagi…


Yang selalu menyelimutimu dengan Cinta yang bahkan dengannya kau merasa cukup…


Yang menjadikan kesedihanmu adalah salah satu penghilang dosa-dosamu...



Jadi...jangan menggantungkan harapan kepada selainNya…


Cukuplah Dia sebagai tonggak harapanmu…


Cukuplah Dia…Yang Maha Besar lagi Maha Bijaksana…


Yang Maha Pengasih dan Penyayang…


Yang kekuasaaanNya demikian Agung…

jangan pernah merasa sendiri lagi...

nikmatilah hidupmu...


nikmati lukamu…


nikmati sedihmu….


nikmati kesendirianmu....
Kemudian bangkitlah….
liat lurus ke depan...


rasakan semilir angin..


rasakan harumnya bunga..


rasakan melodi alam semesta...


rasakan tasbih penghuni dunia...


rasakan kasih sayangNya yang demikian besar…..


temukan bahagia disana...


Jangan pernah merasa sendiri lagi.....


Jadilah seseorang yang kuat...

=)
A strong w0men kn0ws.....
She has strength enough....
for the journey....
But...
A women of strength...
Knows it is in the Journey....
where she wiLL becOme strOng......

"Nanda Ayu Syifa"

Ayah, Janganlah Nangis!

Ayah, janganlah nangis!
karena engkau selalu ada untukku
Aku juga pernah banyak menetaskan air mata
yang mungkin saja tak kau lihat

Ayah, sungguh aku menyayangimu
simpan baik-baik kata-kata ini dalam hatimu
Aku tahu jika engkau pasti menyayangiku
meskipun saat ini kita berjauhan

Ayah, ibu pun menyayangimu
meskipun ia menyembunyikan kesedihannya
Aku sungguh pernah melihatnya duduk melamun seorang diri
dan air matanya pun menetes dari pipinya

Ayah, suatu hari nanti, engkau akan kembali
dan kita akan kembali berkumpul bersama lagi
Aku masih menyimpan kenangan kita saat berpisah
dan terus menatapnya sampai kita pun bersua

Ayah, ketika engkau tidur
mimpikanlah ibu dan aku
Aku akan tunjukkan senyum manis di wajah mungilku
aku pun berharap engkau bisa menyaksikannya

Ayah, lengan kecilku sekarang membentang
aku tahu tanganmu pun demikian, membentang ingin memelukku
Ini adalah satu pelukan untukmu.
Adapted from “A letter of love to a father away”: Daddy Don't Cry
© April M. Alcocer

Written tonight while be alone in student house of KSU on 25th Dzulqo'dah 1431 H, Riyadh, KSA
www.rumaysho.com

- Surat Untuk Putri Tercinta -

Ketika angin zaman menerpamu ...
Di atas cadas ataupun lumpur cemar ...
Teruslah mewangi wahai kuntumku ...
Tetaplah indah di padang liar ...
Hingga kaulah yang akan dipetik ...
Sebab mekarmu hanya sekali ...

Setetes cinta yang tertawan ...
Dan benih kasih yang tersipu ...
Berbalut asa dan doa ...
Hingga tibalah tiupan ruh ...
Jadilah,... Maka jadilah kamu ...


Putriku Terkasih...

Ilalang yang terhampar ...
Desir angin dan dengung kumbang-kumbang ...
Angin zaman memang telah berubah arah ...
Sampai waktu milikmu akan tiba ...
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia ...

Telah puas kau jaga ...
Mekarnya kuntum nan dinanti ...
Wangi bertabur sari madu ...
Pesona bening takkan pernah terganti ...
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti ...


Putriku tercinta ...

Cahaya cinta yang diberkati ...
Dibalut karunia dan ridha Ilahi ...
Inilah hari yang dinanti ...
Ketika madu suci temukan kumbang sejati ...
Menjaga dan memiliki wangimu dengan nama-Nya ...

Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu itu ...
Seorang pemuda yang meminangmu ...


Putriku terkasih ...

Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama ini,
selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan baik-baik saja ...
Menikmati lembut nafasmu di atas buaian,
selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu ...
Lalu masa-masa yang indah itu dengan cepat telah berlalu ...
Dan usia terus saja mengambil jatahnya ...
Hingga ketika hari telah berganti minggu, dan bulan pun menapak tahun,
tiba-tiba baru kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku ...
Karena sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan milikmu sendiri ...
Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan menuju kehidupan baru di luar sana ...


Putriku tercinta ...

Dunia luar ...
Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang bakal terus menghadangmu ...
Dengan bumi yang semakin tua serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan carut marut ...

Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terang-terangan. Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi pemandangan biasa dan wajar.
Dan tanpa disadari oleh siapa pun, ‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif atas budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan) mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung maupun tidak.

Lalu liputan dari berbagai media yang cuma berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-lomba untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita hanyalah masalah waktu.
Tak ada lagi sebuah tempat pun yang benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita. Tiba-tiba telah digerakkan-Nya tanganku untuk menuliskan beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu.

Maka hanya kepadamulah wahai puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta ridha-Nya.

Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia ...

Akhirnya, selamat memasuki masa-masa remaja, putriku!
Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan waktu ...


Wassalam,
Abu dan Ummumu Tercinta


- Syeikh Ali Ath-Thanthawy -

thank you