Jumat, 25 Februari 2011

Apa Manfaat Baca Buku ?


Anda orang yang senang baca buku ? Pastilah anda orang yang suka dengan pengetahuan, wawasan dan orang yang mengetahui banyak sekali manfaat dari membaca.

Sering orang bilang kalau buku itu "Jendela Dunia". Ya, dengan membuka buku berarti anda membuka jendela dunia. Anda bisa melihat keluar, menemukan sesuatu yang baru, atau pemandangan yang berbeda dengan apa yang ada dalam pikiran kita. bahkan ada yang bilang membaca buku berarti membuka cakrawala.

Baca buku berarti menyelami dunia lain, yaitu dunia yang ada di pikiran orang lain, sementara setiap orang memiliki dunia masing-masing. Dengan membaca kita akan menyelami dunia orang lain yang akan memberikan kita kebijaksaan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup.

Saat kita membaca buku tentang Tsaqofah Islam, di situ kita memahami sudut pandang penulis tentang pemahaman Islam, dan lain-lain.

Setiap buku akan membawa manfaat kepada kita jika kita mampu menangkap makna dan hikmah. Jika kita masih kesulitan menangkap makna dan hikmah dari suatu buku, berarti kita harus meningkatkan keterbukaan pikiran kita. Hikmah dan makna sebuah buku tidak akan masuk ke dalam pikiran yang tertutup.

Begitu banyak sekali manfaat dari membaca, selain kita menyelami dan mendalami pikiran orang lain, Pengetahuan dan wawasan bertambah, sehingga diripun menjadi berkembang dan tingkat keproduktifitas pun meningkat. Bagaimana tidak, Kita adalah orang yang banyak wawasan dan pengetahuan.

Sebuah Perpustakaan di tempat saya sekolah dulu menempelkan selogan di dinding, katanya " BANYAK BACA, BANYAK TAU. TIDAK BACA, SO TAU !!!". heheehee . . .

Adakah suatu buku yang tidak membawa manfaat ? (walaupun hakikat nya pemberi manfaat dan madhorot itu sejatinya hanyalah Allah, ini sebuah jalan)

Satu-satunya buku yang tidak memberikan manfaat hanyalah buku yang tidak pernah kita baca. Sekali kita membaca buku, maka makna dan hikmah buku tersebut bisa masuk ke dalam pikiran kita, jika pikiran kita terbuka. Anda adalah salah seorang yang memiliki pikiran terbuka, kita yakini. Sebab Anda mau membaca artikel ini sampai pada paragrap ini. Ini berarti, Anda akan mampu menerima makna dan hikmah dari buku manapun yang Anda baca.

Kalau Niatmu Berteman Denganku Hanya Sekedar Mencaci Maki, Memfitnah Diriku, Maka Mohon Ma'af Terpaksa Dirimu Saya Eliminasi

Jika mendengar kata sahabat, tentunya yang ada di benak kita adalah seorang teman setia yang penuh pehatian, selalu mau mendengar uneg-uneg kita, menghargai, membantu di kala susah dan ikut gembira di kala kita gembira. Agama kita telah mangatur semua itu, termasuk bagaimana adab-adab kita dalam bersahabat yang ditujukan untuk mencari ridho Allah.

Allah berfirman:

Dan  janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah[QS. Al Qolam : 10-11]



  • Tujuan Persaudaraan

Hasan al-Bashri rahimahullah dalam hal ini mengatakan,

“Seorang teman yang jika engkau temui akan mengingatkanmu akan kewajibanmu terhadap Allah itu lebih baik bagimu dari seorang teman yang selalu memberimu segenggam dinar.”

Beliau juga mengatakan,

“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang lain. Jika dia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan pada diri saudaranya, ia bersegera meluruskan juga selalu menjaga aib saudaranya baik ketika sendirian atau ketika bersama orang lain".

Kalaupun kita melihat kejelekan dan kekurangan secara tak sengaja, maka tidaklah perlu membicarakan kejelekan pada orang lain. Tutupilah kejelekannya itu, dan jadikan sebagai rahasia pribadimu.

Itulah hakikat persahabatan sebenarnya. Sesungguhnya seorang yang lemah akan lebih mampu untuk meluruskan nafsunya yang hendak berbuat maksiat dengan bantuan teman-temannya.

  • Bantu Materi

Ada muslim yang dilebihkan dalam hal materi dan ada juga yang kekurangan. Ini adalah sunnatullah. Segalanya diciptakan oleh Allah dengan pengetahuan dan keadilan-Nya yang sempurna. Membantu kesulitan dalam hal materi, adalah salah satu adab kita dalam bersahabat. Dan juga sebagai wasilah mendulang pahala kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Dan barangsiapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan membebaskan kesusahannya di hari kiamat. “ (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Saling Menolong dalam hal Kebaikan

Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 2 yang artinya,  

“…. Tolong menolonglah dalam kebaikan serta takwa dan jangan tolong menolong dalam kejelekan dan permusuhan…”

Sebagaimana juga janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah akan selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Menahan Lidah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Buatlah Senang

Teman yang baik akan berusaha memberikan kesenangan kepada kawannya. Setiap bertemu bisa mengobati perasaan gundah yang menimpa. Sekali-kali berikanlah hadiah kepada sahabat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,

“Berikanlah hadiah niscaya kalian akan saling mencintai.”

  • Maafkan, sembunyikan dan baik sangka

Manusia tempatnya salah dan lupa. Orang lain bisa berbuat salah, demikian juga dengan diri kita. Bila sadar akan hal ini mestinya kita bisa bersikap arif. Kesalahan dan kekhilafan saudara kiita hendaknya dimaafkan. Disamping memaafkan kita tidak boleh menyebarkan aib kepada orang lain. Allah menjanjikan pahala besar bagi orang yang mau menutupi aib saudaranya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat. ”  ( Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Memaafkan, menyembunyikan kejelekan dan nasehati dengan kebaikan dilakukan dengan empat mata, dengan memperhatikan adab-adabnya.

  • Setia

Kesetiaan sangat dibutuhkan dalam persahabatan dan diharapkan kekal sampai negeri abadi. Dan karenanya tidaklah boleh seseorang mengkhianatinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh dikhianati, didustai, tidak dihinakan orang.” (Riwayat at-Tirmidzi).

  • Ungkapkan dengan doa

Doakan selalu untuk keistiqomahan sahabat kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan sekalipun telah meninggal.

“…Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Hasyr : 10)

 ______________
Sumber :
ElFata edisi 01/III/2002
Kajian Kitab al-Adabul Mufrod

‎-Do not Accept if Seal is Broken-

‎-Do not Accept if Seal is Broken-

Saya pernah membaca sebuah kisah menarik yang saya juga sudah lupa-lupa ingat namun ceritanya kira-kira begini:

Seorang yahudi bertamu ke rumah salah seorang Ulama. Ketika yahudi dan Ulama ini duduk di ruang tamu tiba-tiba melintas wanita berpakaian serba tertutup. Si yahudi pun kemudian bertanya kepada Ulama :


“Ya Syaikh siapakah orang yang lewat tadi.”

“Dia Istriku.” Jawab Syaikh.

“Kenapa agama anda sangat berlebihan dalam mengatur pakaian wanita?”


Syaikh terdiam dan tidak menjawab, kemudian katanya:

“Maukah anda kuajak berjalan-jalan di pasar.”

“Dengan senang hati.”


Syaikh dan orang yahudi itupun pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumah Syaikh. Tiba di pasar sang Syaikh langsung mengajak orang yahudi ke dekat penjual kue.

“Ini ada bermacam-macam kue, namun ada yang tertutup dengan bungkusan ada yang terbuka, kira-kira kalau anda saya suruh memilih kue yang mana akan anda pilih, yang tertutup atau terbuka?”

Tanpa banyak pikir Yahudi tersebut menjawab:

“Tentu saya pilih yang tertutup, karena lebih bersih, terjaga dari serta sentuhan tangan yang bisa membawa kotoran dan penyakit.”

Mendengar jawaban orang yahudi, Ulama tersebut langsung menyambung.

“Begitulah agama kami menjaga wanita kami, mereka hanya milik kami, tidak boleh sembarang dilihat orang apalagi disentuh?”

Konon mendengar jawaban Sang Ulama orang yahudi akhirnya mengucapkan dua kalimat Syahadat. Alhamdulillah...


Do not Accept if Seal Is Broken.

Jangan dikira ini hanya berlaku untuk botol air mineral dan sejenisnya.
Ini berlaku juga bagi manusia. Orang mana sih yang mau dapat sisa?

Seburuk-buruk apapun seseorang pasti yang dia dambakan adalah yang baik-baik.
Sebelang-belangnya hidung lelaki dan berapapun banyaknya wanita ia nodai, jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia pasti menginginkan wanita pendamping hidup yang berhidung mulus alias tidak belang, bermata jeli tapi tak jelalatan dan suci alias……

'Seal is not Broken'

-----
Source : sprim
Shared By Catatan-Catatan Islami Pages
Copas dari : Abu Ihsan Ridho Fitra



-Novi Cahyati-

Ash-Shabru dhiya' (Sabar itu Cahaya)


Judul Asli : KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN



Oleh: Majdi As-Sayyid Ibrahim

KEUTAMAAN SABAR MENGHADAPI COBAAN

“Artinya : Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”. (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092).


Wahai Ukhti Mukminah...

Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah ?

Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala’ Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

“Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”.
(Asy-Syura : 32-33)


Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung mereka.

Firman ALLAH Ta'ala :

“Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.
(Al-Baqarah : 177)

“Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (Ali Imran : 146)


Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.

“Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (An-Nahl : 96)

“Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Az-Zumar : 10)


Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan menjadi milik orang-orang yang sabar. 

“Artinya: Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) : Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
 (Ar-Ra’d : 23-24)




Benar ...

Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan.
Lalu kenapa tidak  ? Sedangkan orang mukmin selalu dalam keadaan yang baik ?

Dari Shuhaib radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”.
 (Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud)


Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikalah riwayat ini.


“Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ? Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya  juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”.
[Isnadnya shahih, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172]


“Artinya : Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab.’Para nabi. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”.
[Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby]


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun”.
[Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby]


Selagi engkau bertanya: ”Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas karena keutamaannya di sisi Rabb.?”

Jawabnya :”Sebab Rabb kita hendak membersihan orang Mukmin dari segala maksiat dan dosa-dosanya.
Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta kecuali dengan  cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat membersihkannya.

Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap Ummul ‘Ala dan Abdullah bin Mas’ud.Abdullah bin Mas’ud pernah berkata.”Aku memasuki tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.”Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang demam”.
Abdullah bin Mas’ud berkata.”Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau ?”
Beliau menjawab. “Benar”. Kemudian beliau berkata.”Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya”.
(Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127)

Dari Abi Sa’id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”.
(Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130)





Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. “Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran”. Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat berikut ini:

“Artinya : Dari Atha’ bin Abu Rabbah, dia berkata. “Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku.‘Maukah kutunjukkan kepadamu  seorang wanita penghuni surga ? Aku menjawab. ‘Ya’. Dia (Ibnu Abbas) berkata: “Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata.’Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata.’Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah surga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo’a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat’. Lalu wanita itu berkata. ‘Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. ‘Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo’alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka’. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut”. (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)

Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun masuk surga. Begitulah yang mestinya engkau ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan surga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.

Dari Anas bin Malik, dia berkata.”Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Artinya : Sesungguhnya Allah berfirman.’Apabila Aku menguji hamba-Ku (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan surga”.

(Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalam Ath-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksud habibatain adalah dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai. Sebab dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang. dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya).


Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya.”Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu?”

Sebagian orang Salaf yang shalih berkata :”Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya”.
Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada teman atau tetangga.

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. “Empat hal termasuk simpanan surga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan (merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit”.

Ukhti Muslimah !

Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : “Asy-Syaibany pernah berkata.’Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata.’Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata.’Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan. Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,’sambil menunjuk ke arah matanya’, demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini.

Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :”Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku”. Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do’a”. (Al-Aqdud-Farid, 2/282)

Abud-Darda’ Radhiyallahu anhu berkata. “Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir,maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai takdir-Nya”. (em>Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125)

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh la ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan :”Andaikan saja hal ini tidak terjadi”, tatkala menghadapi takdir Allah. Sesungguhnya  tiada ada taufik kecuali dari sisi Allah.





--------------
thank you