Rabu, 11 Mei 2011

Raihlah Keutamaan Tauhid

Tauhid adalah pondasi dasar dalam agama Islam yang  kita anut ini. Ia adalah rukun Islam pertama yang kita semua sepakat akan hal itu. Namun, sangat disayangkan tatkala kenyataan membeberkan kebobrokan kita dalam memahami maupun mengaplikasikan tauhid tersebut. Betapa banyak di antara kita bergelimang dalam kesyirikan tanpa menyadari hal tersebut. Apa sebabnya? Salah satunya adalah karena kita menganggap tauhid adalah hal yang sepele. Sehingga kita meremehkannya dan tidak menyibukkan diri untuk mempelajarinya. Seolah-olah hanya dengan mengucapkan kalimat tauhid, kita telah menjadi sang muwahhid (hamba yang bertauhid) sejati. Benarkah?

Oleh karena itu, sejenak kita paparkan melalui lembaran sederhana ini berbagai keutamaan-keutamaan tauhid. Karena dengan mengetahui keutamaan-keutamaannya, jiwa akan semakin termotivasi untuk meraihnya. Begitu juga, semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaannya, jiwa kita akan menghargai betapa indahnya tauhid yang murni dan betapa nikmatnya menjadi muwahhid sejati.


Di antara keutamaan tauhid adalah sebagai berikut:
1. Sebab masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
Surga adalah dambaan setiap insan. Tempat yang Allah Ta’ala sediakan untuk hamba-Nya yang bertakwa dan baik amalnya. Salah satu kunci untuk memasukinya adalah tauhid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah “Laa ilaaha illallah”, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa meninggal dan dia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu“Siapa pun yang kau temui di balik kebun ini, ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan ia menancapkan keyakinan ini dalam hatinya, maka berilah kabar gembira kepadanya dengan surga.” (HR. Muslim)

Bahkan dengannya, seorang hamba dapat masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.  Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beberapa umat pernah ditampakkan kepadaku, maka  aku melihat seorang Nabi yang bersamanya sekumpulan manusia… Maka aku melihat suatu kumpulan yang ramai, lalu dikatakan kepadaku, 'Ini adalah umatmu dan bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang akan memasuki Surga tanpa hisab dan adzab.’… Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat menggunakan kay (besi panas), tidak meminta supaya diruqyah, tidak meramalkan perkara-perkara buruk, dan hanya kepada Allah mereka bertawakal. (Muttafaqun ‘alaihi)

Itu adalah sebagian amalan yang menunjukkan kemurnian tauhid pelakunya. Mereka bertawakal hanya kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal. Maka, Allah Ta’ala memasukkan mereka ke dalam surga-Nya tanpa hisab dan tanpa adzab disebabkan sempurnanya iman mereka. Semoga Allah Ta’alamemasukkan kita ke dalam surga bersama mereka.

2. Membuat pelakunya tidak kekal di neraka
Tauhid menjadi sebab penghalang seseorang kekal di neraka bagi yang berhak memasukinya. Sebagaimana hadits tentang syafa’at, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan “Laa Ilaha Illallah” dan di dalam hatinya terdapat keimanan sebesar biji sawi.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Bahkan ditegaskan bagi siapa saja yang tauhidnya sempurna, maka diharamkan baginya neraka. Ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan “Laa Ilaha Illallah” dengan mengharap wajah Allah.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Sungguh, jika tidak ada keutamaan lain selain dua keutamaan di atas, itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa mulianya tauhid itu dan memang sudah sepantasnya kita berlomba-lomba untuk menggapainya.

3. Sebab meraih keamanan dan hidayah
Allah Ta’ala berfirman:  
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “iman (dalam ayat ini) maksudnya ikhlas kepada Allah Ta’alasemata.” (Durusu Fat-hil Majid)

Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata:
“yaitu rasa aman dari adzab dan kesengsaraan, dan hidayah menuju shirathal mustaqim. Jika mereka tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kedzholiman secara mutlak, tidak dengan kesyirikan, dan tidak pula dengan kemaksiatan, maka mereka akan meraih keamanan dan hidayah yang sempurna.” (Tafsir as-Sa’di)

Alangkah bahagianya tatkala seseorang berjalan di atas hidayah Allah menuju keridhoan-Nya, tanpa rasa takut yang menyelimuti jiwa. Yang ada hanyalah rasa aman dan ketenangan yang hakiki di dalam hati. Tidak akan ada yang kuasa merasakannya, kecuali mereka yang ikhlas mengesakan Allah Ta’ala.

4. Sebab meraih ampunan
Tidak dapat kita pungkiri, setakwa apa pun seorang bani Adam, sebanyak apa pun amalnya, setegar apa pun imannya, seluas apa pun ilmunya, semulia apa pun akhlaknya, ia takkan mungkin berubah menjadi seorang malaikat yang suci tanpa dosa. Mau tak mau, ia pasti pernah melakukan kesalahan. Karena itu, kita amat sangat membutuhkan pengampunan dan amalan yang dapat melebur dosa-dosa kita.

Tauhidlah salah satunya. Bahkan ia sebab utama seseorang hamba diampuni dosa-dosanya oleh AllahTa’ala. Sesungguhnya Dialah yang dapat mengampuni dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku sedikit pun maka Aku akan menemuimu dengan membawa ampunan sepenuh itu pula’.” (HR. Tirmidzi)

5. Merupakan cabang iman yang tertinggi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh tiga sampai tujuh puluh sembilan, atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling utama adalah perkataan “Laa ilaaha illallah”. Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim)

Ini hanya sebagian kecil keutamaan tauhid. Ulama terdahulu hingga sekarang telah banyak mengumpulkan lebih dari seratus dalil tentang keutamaan tauhid. Sungguh, begitu agungnya tauhid ini. Namun, ironisnya, kebanyakan kaum muslimin masih keliru dalam memahami tauhid. Mereka menyangka bahwa tauhid adalah mengesakan Allah dalam rububiyyah-Nya saja. Cukup dengan meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya sang pencipta, sang pemberi rezeki, sang pengatur alam semesta, seseorang telah menjadi muwahhid. Padahal itu adalah salah besar. Karena kaum musyrikin pada masa jahiliyyah dahulu pun meyakini hal ini. Karena itu, makna tauhid yang benar dan tepat adalah mengesakan Allah dalam rububiyyah-Nya (semua perbuatan Allah), dalam uluhiyyah (segala jenis ibadah, seperti: shalat, doa, menyembelih, istighatsah, tawassul, tawakal, dll), dan dalam menetapkan Asma wa shifat-Nya (Nama-nama dan Sifat-sifat Allah).

Akhir kata, kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia memasukkan kita semua ke dalam hamba-Nya yang sempurna tauhidnya dan yang memurnikan ibadah hanya untuk-Nya. Agar kita dapat meraih berbagai keutamaannya yang begitu banyak. Aamiin.

[Penulis: Roni Nuryusmansyah, Mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember]

Muroja’ah: Ust.Said Yai, Lcbisa dilihat di:www.buletinalistiqomah.blogspot.comwww.ahnaf27.wordpress.com

Panduan Sifat Sholat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam



















thank you