“Selamat datang wahai sumber-sumber hikmah dan para penerang kegelapan. Walaupun kalian telah usang pakaiannya akan tetapi hati-hati kalian tetap baru. Kalian tinggal di rumah-rumah (untuk mempelajari ilmu), kalian adalah kebanggaan setiap kabilah.”
- Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.
- Muadz bin Jabal radhiyallahu'anhu
"Tidaklah menjadi baik akhir umat ini, melainkan dengan apa yang telah memperbaiki dengannya generasi pertama umat ini. Maka setiap apa yang pada hari itu (zaman shahabat) tidak dikatakan sebagai agama, maka tidak pula hari ini (zaman sekarang) dikatakan sebagai agama."
- Al-Imam Malik rahimahullah
Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar
- 'Amr bin al 'Ash - Jawahir shifatis shofwah
"Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapat orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu."
- Al-Imam Al-Auza'i
Menyia-nyiakan waktu itu lebih jelek daripada kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.
- Ibnul Qayyim, Al Fawa'id
"Sederhana dalam As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam di dalam bid'ah ." (Lammudurril Mantsur minal Qaulil Ma'tsur)
- Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu
“Wahai Ahlus Sunnah, berteman baiklah kalian! --Semoga Allah merahmati kamu-- sesunggguhnya kalian adalah kelompok manusia yang sangat sedikit jumlahnya.”
- Al Hasan Al Bashry (Al Lalikai 1/57 nomor 19)
"Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah. Dan aku (Rasulullah) adalah sebaik-baik Salaf bagimu." (H.R Muslim)
- Fatimah bintu Rasulillah radhiyallahu'anha
“Berwasiatlah kamu terhadap Ahlis Sunnah dengan kebaikan karena sesungguhnya mereka adalah Ghuraba’ (orang-orang yang asing).”
- Dari Ibnul Mubarak dari Sufyan Ats Tsauri
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata "... Allah tidak akan menambah kepada orang yang pemaaf kecuali kemuliaan. Tidaklah orang yang merendahkan diri kepada Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya"
- HR Muslim
"Islam adalah Assunnah dan Assunnah adalah Islam." (Syarhus Sunnah)
- Al-Imam Al Barbahari
“Jika kamu mendengar berita bahwa di belahan bumi timur ada seorang Ahli Sunnah dan di barat ada seorang Ahli Sunnah, kirimkanlah salam buat keduanya dan doakan kebaikan untuk mereka! Sungguh alangkah sedikitnya Ahlus Sunnah wal Jamaah itu.”
- Yusuf bin Asbath dari Sufyan Ats Tsauri
“Sungguh aku mempelajari satu bab dari ilmu lalu aku mengajarkannya kepada seorang muslim di jalan Allah (yaitu mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata) lebih aku cintai daripada aku mempunyai dunia seluruhnya.”
- Al-Hasan Al-Bashriy
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka."(hadits shahih riwayat Ahmad)
"Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak."(hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)
Abdullah bin Mas'ud berkata:
"Sesungguhnya kamu melihat orang kafir itu paling sehat badannya dan
paling sakit hatinya, dan
kamu menemui orang mukmin yang paling sehat hatinya walaupun
badannya paling sakit.
Demi Allah, jika hati kamu sakit dan badan kamu sehat, maka
kamu lebih rendah di sisi Allah dari binatang ju'lan (binatang kecil
yang suka berada di kotoran)".
(Sifatus shofwah 1/128).
Hudzaifah bin Al Yamaan berkata:
"Sesungguhnya fitnah itu akan ditampakkan kepada hati;
siapa yang merasa senang padanya, akan diberikan titik hitam di
hatinya, dan
siapa yang mengingkarinya, akan diberi titik putih dihatinya.
Barang siapa yang ingin mengetahui apakah hatinya terkena fitnah
atau tidak, hendaklah ia melihat:
jika ia memandang yang haram ternyata ia melihatnya halal, atau
memandang yang halal ternyata ia melihatnya haram, maka
ia telah terkena fitnah".
(Sifatus shofwah 1/310).
Ubay bin Ka'ab berkata:
"Seorang mukmin itu berada diantara empat perangai:
jika ditimpa musibah ia bersabar,
jika diberi kesenangan ia bersyukur,
jika berkata ia jujur, dan
jika menghukumi ia berbuat adil.
Ia selalu berada dalam lima cahaya:
ucapannya adalah cahaya,
ilmunya adalah cahaya,
tempat masuknya adalah cahaya,
tempat keluarnya adalah cahaya, dan
tempat kembalinya kepada cahaya pada hari kiamat.
Sedangkan orang kafir itu berada di dalam lima kegelapan:
ucapannya adalah kegelapan,
ilmunya adalah kegelapan,
tempat masuknya adalah kegelapan,
tempat keluarnya adalah kegelapan, dan
tempat kembalinya kepada kegelapan pada hari kiamat".
(Hilyatul Auliyaa 1/255).
Abu Darda berkata:
"Hendaklah seseorang waspada untuk menjadikan hati kaum mukminin marah kepadanya sementara ia tidak merasa !"
Dikatakan kepadanya: "Bagaimana itu akan terjadi ?"
Beliau berkata: "Seorang hamba melakukan maksiat secara tersembunyi, lalu Allah melemparkan kebencian kepada hati kaum mukminin kepadanya sementara ia tidak merasa".
(Sifatus Shafwah 1/325).
Abdullah bin Mas'ud berkata:
"Manusia akan senantiasa baik selama ilmu itu datang dari para shahabat Rasulullah dan pembesar mereka, apabila ilmu datang dari ashagir (ahlul bid'ah atau orang yang dangkal keilmuannya), pada waktu itu mereka akan binasa".Beliau juga berkata: "Kalian akan senantiasa baik selama ilmu diambil dari kibaar (orang yang amat dalam keilmuannya/ ulama), apabila ilmu itu diambil dari ashaghir, maka mereka akan menganggap bodoh para kibaar".
(Jami' bayanil ilmi wafadllihi 1/192)
Abdullah bin 'Abbas berkata:
"Wahai pelaku dosa, jangan kamu merasa aman dari akibat dosa, dan yang mengikuti dosa lebih besar dari dosa itu sendiri:
Sedikitnya rasa malumu kepada orang yang ada dikanan dan kirimu ketika engkau berbuat dosa, lebih besar dari dosa yang engkau lakukan itu.
Tertawamu ketika berbuat dosa, padahal kamu tidak mengetahui apa yang akan Allah lakukan kepadamu, lebih besar dari dosa tersebut.
Rasa sedihmu ketika terluput dari dosa, lebih besar dari dosamu ketika kamu dapat melakukannya.
Ketakutanmu kepada angin yang akan membuka pintu ketika kamu melakukan dosa; sementara hatimu tidak bergetar dari penglihatan Allah, lebih besar dari dosa yang kamu lakukan".
(Sifatush shofwah 1/383)