Ketika kami membuka tafsir tentang ayat berikut,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al Furqon: 68-71); lalu kami menemukan perkataan Luqman kepada anaknya yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya,
أن لقمان كان يقول: يا بني، إياك والزنى، فإن أوله مخافة، وآخره ندامة.
Luqman berkata kepada anaknya, “Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab. Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi. Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Dari sini, sudah seharusnya yang berhubungan tidak halal itu merenungkan bahwa awalnya Anda bisa merasakan senang karena itu sudah dihiasi oleh setan. Setan telah memperindah masa-masa pacaran Anda sehingga yang haram disangka sah-sah saja. Yang belum sah untuk berdua-duaan atau berjabat tangan dianggap biasa saja. Itu semua tipu daya setan. Ketika pacar Anda sudah menawari hubungan layaknya pasangan suami istri, lihatlah apa ujung-ujungnya yang terjadi? Awalnya selalu ada rasa khawatir. Diri si wanita akan dihiasi lagi oleh setan, “Bukti cinta kekasih saya adalah ini, iya butuh akan true love”. True love yang dimaksud sang pacar adalah berzina. Maka lihatlah akhir dari kisah zina Anda nantinya. Penyesalan, penyesalan, sedih .... Itu yang Anda akan rasakan.
True love tentu saja dibuktikan dengan cara yang benar. True love bukan ditempuh dengan cara yang Allah haramkan. Islam memiliki jalan tersendiri sehingga tidak membuat terjerumus dalam zina. Segala jalan menuju zina dengan berdua-duaan baik yang langsung tatap muka atau sekedar sms-an, janji ketemuan (nge-date), menatap wajah wanita yang bukan mahrom dan berjabat tangan itu semua terlarang karena termasuk dalam keumuman larangan Allah,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)
So ... Mulai saat ini, Anda silakan memilih, mau menempuh jalan selamat ataukah jalan yang awalnya barangkali happy namun akan didapati ujung yang penuh penyesalan. Silakan Anda menaruh pilihan.
Wallahu waliyyut taufiq.
Riyadh-KSA, 17th Rajab 1432 H (19/06/2011)