Malam sudah semakin larut, kebanyakan manusia sibuk dibuai mimpi dan kehangatan selimutnya, hawa dingin yang menusuk membuat manusia semakin merapatkan diri kepada bantal dan gulingnya, malam memang masih panjang, masih sempat meraih impian indah yang belum mampu dia nyatakan di dunia nyata, apalagi suara gerimis yang tiada putus menerpa atap rumah dan angin malam yang berhembus melalui saluran ventilasi rumah membuai telinganya laksana buaian ibu kepada anaknya, senyum yang terkembang oleh rasa nyaman balutan selimut tebal memberitahukan bahwa seorang laki-laki yang selalu berusaha memperbaiki ibadahnya bisa juga terlena dalam kenikmatan duniawi ini...
Namun semua itu terusik dengan rasa dingin percikan air yang menerpa wajahnya, kembali dia berpaling ke arah lain untuk menghindari percikan air itu, di arah itu pula ia mendapati percikan air kembali terasa di kulit wajahnya, membasahi pori-pori pipinya, mengusik impian yang tadi indah, bayangan impian semu itu perlahan menjauh dan suara yang lembut dan samar tertangkap telinganya, suara yang tidak asing baginya namun begitu merdu terdengar di telinganya, perlahan laki-laki ini membuka matanya dengan berat, enggan tersirat untuk melepas mimpinya, namun senyum yang teramat indah tergambar di depan wajahnya, belaian tangan yang lembut membelai pipinya, kehangatan tangan yang penuh kasih sayang itu dipegangnya, diletakkannya pada dadanya, kembali suara lembut itu terdengar,
“Wahai suamiku, bangunlah! Tegakkan sholat kepada Allah, semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu.”
Merdu terdengar pendengarannya dan mengisi relung hatinya, membasahi kekeringan dan kehampaan mimpi-mimpi yang diraihnya tadi, laki-laki itu menguatkan diri untuk membuka dengan kuat matanya yang berat, senyumnya terkembang, dan dihadapannya terbentang senyum yang membuat hari-harinya menjadi indah. Suara lembut itu berujar kembali,
“Bangunlah, sudah kusiapkan minuman hangat untukmu, terlebih dahulu, ambillah air wudhu yang sudah aku siapkan...”
-----------------
Ya ummi, terkadang seringkali para suami terlelap dalam tidurnya karena lelah dalam pekerjaannya sehari-hari, alangkah baiknya istri sebagai asisten nahkoda bahtera rumah tangga mengambil peran sebagai “pengingat” ibadah-ibadah sunnah yang terlupakan oleh suami, termasuk juga shalat-shalat sunnahnya, adab-adab sunnahnya, dan ibadah-ibadah lainnya yang terlupa.
Seyogyanya dalam mengingatkan suami dengan penuh kelembutan, suara yang lembut, wajah yang ceria dan senyum yang terkembang, tidak mencela suami dan dilaksanakan terus menerus. Seorang istri bisa juga mengingatkan suaminya untuk sholat malam dengan sindiran yang lembut.. misalnya seorang istri berkata kepada suaminya di awal malam, “yaa abi, tolong nanti bangunkan saya untuk sholat malam..”
Atau untuk menumbuhkan keromantisan hubungan suami-istri, membuat jadwal untuk saling membangunkan saat shalat malam, sehingga menumbuhkan komitmen untuk saling berlomba dalam ibadah sunnah.
Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semoga Allah merahmati seorang pria yang bangun malam kemudian dia shalat dan membangunkan istrinya juga untuk shalat. Jika istrinya enggan bangun, dia memerciki air ke wajah istrinya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian dia shalat dan membangunkan suaminya juga untuk shalat. Jika suaminya enggan bangun, dia memerciki air di wajah suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1308, An Nasa’i no. 1610, dan Ibnu Majah no. 1336. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if At Targib wa At Tarhib no. 625 mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Barrokallohu fiikum
oleh : Andi Najwa
Catatan Ringan Ramadhan (12)
-
Karena berbakti kepada suaminya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha terlambat
mengqodho’ puasa Ramadhan
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْ...
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar