Minggu, 31 Oktober 2010

Telah Lama Kumerindu (Aku Telah Terpercik Cinta)



Rizqa Provitasari
“…engkau adalah saudara kami di jalan keimanan. Engkau adalah orang-orang shalih yang menjadi saudara kami. Telah tiba saatnya kami ungkapkan rasa yang bergemuruh dalam jiwa. Telah tiba waktunya kami obralkan cinta kepadamu saat ini…”Allah telah berkenan jumpakan kami dengan engkau di grup ini. Kami berterima kasih karena telah bergabung maupun menerima undangan tawaran persahabatan kami. Sebenarnya ada satu hal yang belum pernah kami ungkapkan sebelumnya kepadamu tentang apa yang terselip dalam hati.
Kami dapati dalam Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada bahwa seyogyanya orang-orang yang beriman mengabarkan saudaranya tentang kecintaannya kepada saudaranya tersebut.


“jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukan kepadanya bahwa ia mencintainya.”[1]

Bahkan kami dapati pula disunnahkan mendatangi rumahnya agar mengabarkan hal tersebut,


“jika salah seorang dari kalian mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi sahabatnya tersebut di rumahnya dan mengabarkan kepadanya bahwa dia mencintainya karena Allah.” [2]

Dan engkau adalah saudara kami di jalan keimanan. Kau adalah orang-orang shalih yang menjadi saudara kami. Kau adalah sahabat kami.

“sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara..” [3]

“Janganlah engkau bersahabat kecuali dengan orang mukmin.” [4]

Maka dari itu telah tiba saatnya kami ungkapkan rasa yang bergemuruh dalam jiwa. Telah tiba waktunya kami obralkan cinta kepadamu saat ini.



Kami bisikkan dari kejauhan kota kami bahwa setelah berusaha mencintai Allah dan Rasul-Nya, kami pula mencintaimu karena Allah. Tiadalah kami berharap dunia dan isinya atas apa yang kami ungkapkan namun tali imanlah yang kami harap semakin kokoh dan menghujam kuat dalam hati lalu menguncupkan dan memekarkan indahnya ukhuwah. 

Pula, kami minta maaf yang sebesar-besarnya karena hanya percikan-percikan pena dan doa yang bisa kami persembahkan sebagai hadiah untuk persaudaraan kami di dunia maya ini. Namun, mudah-mudahan kedua hal tersebut mampu menjadi realisasi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


“saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.”[5]

Sahabat…

Setelah menelusuri kalimat-kalimat ini, kami berharap bunga-bunga persaudaraan antara kami denganmu bersemi indah dan menebarkan wewangiannya. Kelak, kan kita jelang surga di penghujung jalan istiqamah. Insya Allah.

Sekian, semoga bermanfaat. Wallahul muwaffiq ‘ala shiratim mustaqim
Dari saudaramu yang juga sedang meniti istiqamah

Fachrian Almer Akiera
(Yani Fachriansyah Muhammad As-samawiy)

Mataram_di penghujung Juni 2010

Subhanaka allahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. . .

________
Foot notes:


[1]. HR Ahmad (IV/130), Abu Dawud (5124), Al-Hakim (IV/171) dan Ibnu Hibban (569). Lihat Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah (edisi terjemahan) karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada, Penerbit Pustaka Imam As-Syafi’I, hal. 58.
[2]. HR Ahmad (V/145) dari Abu Dzar. Lihat ibid.

[3]. QS. Al-Hujurat: 10

[4]. HR. Ahmad (III/38), Abu Dawud (4832), dan Ibnu Hibban (II/383/555-556). Lihat Kitab Mausuu’atul Aadaab Al-Islaamiyah (edisi terjemahan) karya Abdul Aziz bin Fathi As-Sayyid Nada, Penerbit Pustaka Imam As-Syafi’I, hal. 56

[5]. HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (hal. 87), Abu Ya’lah (V/6122) dari Abu Hurairah. Lihat ibid, hal. 60.

 http://raudhatul-muhibbin.blogspot.com/2010/10/telah-lama-kumerindu-aku-telah.html

0 komentar:

Posting Komentar

thank you