Bismillaahirrahmaanirrahiim.
"Tiada pemandangan yang lebih aku benci melebihi tatkala aku melihat orang yang tidak sedang beramal untuk akhiratnya, tidak pula sedang bekerja untuk dunianya."
Demikianlah sahabat agung, Abdullah bin Mas'ud radiyallahu 'anhu mengungkapkan kebenciannya terhadap sifat malas.
Tiada seorang pun yang memelihara penyakit malas, melainkan masa depannya akan suram. Malas adalah musuh dari amal dan bertentangan dengan sifat-sifat kehidupan.
Imam ar-Raghib berkata, " Barangsiapa yang malas dan berleha-leha, berarti dia telah menanggalkan sifat-sifat insaniyah, bahkan menanggalkan ciri khas makhluk hidup, sehingga dia lebih dekat disebut benda mati."
Karenanya Allah Subhanahu wata'ala jadikan makhluk hidup dengan perangkat - perangkat yang memungkinkan baginya untuk bergerak dan beraktifitas, bukan untuk diam bermalas. Allah Subhanahu wata'ala karuniakan manusia dengan akal, agar dia mau berpikir, menciptakan pendengaran, penglihatan dan anngota badan yang dipergunakan sebagai sarana yang mendatangkan maslahat manusia, baik untuk jangka pendek (dunia), mau pun jangka panjang (akhirat). Memandulkan fungsi-fungsi itu berarti menyia-nyiakan pemberian Allah Subhanahu wata'ala. Sebagai catatan, manusia diciptakan BUKAN UNTUK MAIN-MAIN, atau sekedar makhluk pelengkap yang mewarnai populasi benda di muka bumi.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman "Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?" (QS. al-Mukminun : 115)
MALAS : DI BENCI NABI, DI CINTA SETAN.
Malas adalah meninggalkan aktivitas yang bermanfaat padahal mampu menjalankannya. Orang yang malas tidak memiliki cita-cita, yang di miliki hanyalah angan-angan. Mereka punya harapan, tetapi tidak mau bersusah payah untuk menggapainya. Maka harapan orang pemalas akhirnya kandas. Efek bermalas-malasan semuanya buruk. Begitu besar efek buruk yang diakibatkan kemalasan, sehingga Rasulullah sallallahu 'alaihi wasalam mengajarkan kita setiap pagi dan petang memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wata'ala dari kemalasan, di antaranya doa yang diajarkan oleh Nabi :
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada Mu dari kemalasan dan keburukan di masa tua, dan aku memohon perlindungan Mu dari adzab neraka dan adzab kubur." (HR. Muslim)
Di pihak lain, ketika setan mengetahui efektifnya kemalasan, maka setan berusaha membisikan kemalasan setiap kali manusia hendak memulai harinya, agar manusia menderita kerugian setiap hari. Rasulullah sallallahu 'alaihi wasalam bersabda : " Setan mengikat pada tengkuk salah seorang di antara kalian dengan tiga ikatan saat manusia tidur. Setiap ikatan dia (setan) bisikan "malammu masih panjang", Jika ia bangun, lalu berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, lepaslah dua ikatan, dan jika ia shalat maka lepaslah semua ikatan, sehingga di pagi harinya ia energik, jiwanya tentram. Namun jika tidak, maka di pagi harinya jiwanya labil dan malas." ( HR. Muslim)
JENIS MALAS dan DAMPAKNYA
1. MALAS BELAJAR DAN BERPIKIR
Menyebabkan kebodohan yang akan dirasakan pahitnya sepanjang hayat. Bodoh dalam hal kemaslahatan duniawi itu musibah, bodoh dalam urusan agama lebih fatal lagi musibahnya.
Kebodohan adalah gerbang utama setan untuk menggoda manusia. Dengan mudahnya dia akan digelincirkan setan karena dia tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang utama dan mana yang hina, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah / sesat. Bisa jadi dia merasa telah berbuat sebaik-baiknya, padahal yang dilakukan hanyalah kesesatan.
2. MALAS BEKERJA
Untuk mencari ma'isyah (penghidupan) adalah pangkal dari kemiskinan. Karena rizki harus diupayakan secara hissiyah, yakni ikhtiar jasmani, di samping cara ruhani seperti tawakal, taqwa, silahturrahim dan lain-lain. Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
" Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. ' (QS al-Jumu'ah : 10).
Maka orang yang malas bekerja, dia akan menyalahi sunnah kauniyah dan sunnah syar'iyyah dalam hal mencari rizki. Sebagai akibatnya, ia akan terhalang untuk mendapatkan rizki yang baik bahkan menjadi beban hidup bagi orang lain yang tersusahkan oleh keberadaanya.
3. MALAS DALAM MENJALANI KETAATAN
Malas dalam beramal dan taat menyebabkan kerugian di akhirat. Orang yang tidak memanfaatkan waktu di dunia untuk ketaatan, akan menyesal saat kematian mendatanginya. Allah Subhanahu wata'ala berfirman : " Ya Rabb ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh ?" (QS al-Munafiqun : 10).
Orang yang bermalasan dalam menjalankan ketaatan kelak di dalam kubur akan ditemani oleh amal buruknya yang berujud makhluk yang buruk rupa, busuk baunya, dan kumal bajunya. Lalu berkata : " Bergembiralah dengan kemurkaan Allah dan adzab yang pedih!". Orang itu menjawab, "Semoga Allah menimpakan keburukan atasmu, siapa kamu ?" "Aku adalah amalan burukmu. Demi Allah, sesungguhnya kamu dulu orang yang bersegera dalam kemaksiatan, dan berlambat-lambat dalam mentaati Allah, maka Allah membalasmu dengan keburukan..." (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim). Masih dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa orang tersebut di pukul dengan tongkat besi hingga dia menjadi debu, kemudian Allah ta'ala mengembalikannya seperti semula, kemudian dipukul lagi sehinnga ia berteriak dengan satu teriakan yang dapat di dengar oleh semua makhluk di muka bumi kecuali oleh jin dan manusia.
AYO LAWAN RASA MALAS !!!
Dalam meraih sukses dunia, kerja keras adalah jalan hidup yang dipilih. Kata-kata dan angan-angan tidak akan mampu mewujudkan perbaikan hidup tanpa di iringi aksi. Manusia harus mampu mengaplikasikannya sebagai ikhtiar dari niatnya. Jangan pernah seumur hidup menggantungkan diri dari jerih payah orang lain, apalagi jika anda adalah seorang laki-laki dan pemimpin dalam rumah tangga. Anda yang diamanahkan Allah ta'ala untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan istri serta anak-anak anda. Ingat baik-baik, bahwa Allah ta'ala tidak akan merubah nasib seseorang sebelum dia sendiri yang merubahnya. Kegigihan yang di pupuk akan membuat seseorang selalu merasa lebih kuat dari apapun yang merintanginnya dan selalu bisa bangkit dari kegagalannya serta tidak lupa tetap istiqamah di jalanNYA, InsyaAllah.
Dalam meraih kesuksesan akhirat, kita dapat mencontoh para sahabiyah dan ulama dalam kegigihan mereka belajar dan mengajarkan islam. Beberapa saat sebelum wafat, Abu Yusuf masih sempat mendiskusikan masalah fikih. Dalam kondisi sakit parah dan beberapa saat sebelum meninggal, Ibnu Jarir masih sempat menulis ilmu.
AGAR BEBAS dari MALAS
1. KATAKAN TIDAK UNTUK MAKSIAT
Kebiasaan malas dapat timbul akibat berbuat maksiat. Karena dosa selalu berakibat buruk bagi pelakunya. Paling minimal, durhaka kepada Allah ta'ala menghilangkan kenikmatan beribadah, sehingga amalan terasa hampa dan biasa saja. Maksiat juga mengubah badan menjadi malas, terutama untuk beribadah. Tiada obat untuk menyembuhkannya selain takwa.
2. MENGHARAP PAHALA ALLAH
Jika rasa malas muncul, bayangkanlah keutamaan dan pahala ibadah tersebut. Pahala dan balasan dari Allah ta'ala sungguh lebih mahal dari usaha manusia untuk menebusnya.
3. ISTIQAMAH
Kebiasaan dapat diatasi dengan berdisplin mengatur waktu dan merencanakan aktifitas. Yang tidak boleh dilupakan adalah menjaga konsistensi amal. Tidak ghuluw (berlebihan) saat beramal agar tidak futur kala sedang menurun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda : "Amal perbuatan yang Allah paling cintai adalah yang paling konsisten, meskipun hanya sedikit." (HR. Bukhari)
Wallahu a'lam bis shawab.
Source : ar-risalah edisi 103 vol. IX no. 07. page 9-1
0 komentar:
Posting Komentar