Oleh : Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
" وقد أجمع عقلاء كل أمة على أن النعيم لا يدرك بالنعيم،
Semua orang yang berakal bersepakat bahwa kenikmatan tidak dapat diraih dengan kenikmatan.
وإن من آثر الراحة فاتته الراحة،
Orang yang lebih suka bersenang-senang, akan terluput darinya kesenangan..
وإن بحسب ركوب الأهوال واحتمال المشاق تكون الفرحة واللذة،
Kebahagiaan dan kelezatan diraih sesuai dengan beratnya perjuangan..
فلا فرحة لمن لا هم له،
Tak akan mendapat kebahagiaan orang yang tak bersungguh-sungguh..
ولا لذة لمن لا صبر له،
Tidak akan merasakan kelezatan orang yang tak punya kesabaran..
ولا نعيم لمن لا شقاء له،
Tidak mendapat kesenangan orang yang tak mau bersusah payah..
ولا راحة لمن لا تعب له،
Dan tak akan beristirahat orang yang tak mau lelah..
بل إذا تعب العبد قليلاً استراح طويلاً،
Bahkan, bila hamba lelah sedikit maka ia akan beristirahat panjang..
وإذا تحمل مشقة الصبر ساعة قاده لحياة الأبد،
Apabila ia kuat menanggung beban kesabaran sebentar, akan membawanya kepada kehidupan yang abadi..
وكل ما فيه أهل النعيم المقيم فهو صبر ساعة،
Semua yang didapatkan oleh orang yang diberi kesenangan abadi adalah akibat kesabaran sesaat..
والله المستعان ولا قوة إلا بالله،
Allah lah tempat meminta bantuan, dan tiada kekuatan kecuali dengan idzinNya..
وكلما كانت النفوس أشرف والهمة أعلا كان تعب البدن أوفر وحظه من الراحة أقل،
Ketika jiwa itu mulia, dan cita citanya tinggi, maka kelelahan badan semakin banyak dan istirahatnya sedikit..
كما قال المتنبي :
وإذا كانت النفوس كباراً ** تعبت في مرادها الأجسام "
Sebagaimana sya'ir al mutanabbi:
Apabila seseorang berjiwa besar..
Badan akan lelah tuk meraihnya..
(مفتاح دار السعادة" لابن القيم 2 / 15 .)
0 komentar:
Posting Komentar