Sabtu, 24 Juli 2010

JIKALAH PADA AKHIRNYA........

Kawan pernahkah kamu merasakan sebuah penderitaan yang sangat?
Barangkali rasanya ingin mati saja, ya !

Kawan bagaimana rasanya diliputi benci dan kemarahan , sepertinya mau meledak dada dan kepala. Ingin memuntahkan segala kekesalan sepuas-puasnya.

Kawan, pasti kita pernah gagal, saat itu rasanya dunia sudah tertutup bagi kita. Tak ada lagi semangat apalagi tekad. Kitapun mandeg, malas untuk bergerak lagi.

Kawan. kita semua pernah berbuat dosa. Sering kita sadar dan menyesal, tapi kita tak sanggup keluar dari padanya.

Kawan…. percayalah ketika waktu terus berjalan dan semua itu berlalu, engkau akan melihat dengan pandangan berbeda.

Bisa jadi engkau merasakan penderitaanmu dulu tidak sehebat yang kau kira. Masih banyak orang lain yang lebih menderita.

Mungkin saja engkau akan melihat kemarahan dan kebencianmu tidaklah beralasan, sangat boleh kegagalanmu belum ada apa-apanya. Barangsiapa kesalahan dan dosa itu akan membuat kita bisa melihat dan menghayati kebenaran.

Kawan, seiring waktu yang berjalan , pikiran kita tumbuh, persaaan kita berubah, jika demikian halnya, maka mengapa kita biarkan diri tenggelam, sedangkan ia akan menjadi masalalu pada akhirnya?, jadi….

Jikalah derita akan menjadi masalalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti

Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa tidak dinikmati saja
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa

Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa
Sedangkan ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama

Jika benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti diumbar sepuas rasa
Sedang menahan diri adalah lebih utama

Jika kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti tenggalam di dalamnya
Sedang taubat itu lebih utama

Jika harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dikukuhi sendiri
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya

Jika kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti membusung dada
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia

Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama
Sedang memberi akan lebih banyak memberi arti

Jika bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna

Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka
Sedang begitu banyak kebaikan bisa tercipta

Suatu hari nanti, saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin ada diantara mereka yang bertelekan diatas permadani sambil bercengkrama dengan tetangganya, saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya dimasa lalu hingga mereka mendapat anugrah itu.

Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita namun aku tetap berusaha senantiasa bersyukur dan bersabar. Dan ternyata derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung kuku dibanding segala nikmat yang kuterima disini.

Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun ku bertobat dan tak mengulang lagi hingga maut menghampiri dan ternyata ampunanNya seluas alam raya hingga sekarang aku bahagia.

Suatu hari nanti ketika semua telah menjadi masa lalu, aku tak ingin ada diantara mereka yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

Duhai harta yang dulu kukumpulkan sepeluh raga, ilmu yang kukejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak buat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkan kini.

Duhai derita, kecewa dan luka yang dulu kujalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus kuarungi kini.
Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar mesti hanya sedikit juga??

0 komentar:

Posting Komentar

thank you