
Allah ta’ala berfirman,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan (sesuatu yang diboikot)". (QS. Al-Furqon: 30)
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah ta’ala menyebutkan sedikitnya ada 5 hal yang termasuk dalam kategori pemboikotan terhadap Al-Qur’an[1]:
1. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan tidak mengimani kandungan Al-Qur’an
2. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mengamalkan kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an, dan tidak menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an serta tidak mengharamkan apa yang diharamkan Al-Qur’an meskipun membaca Al-Qur’an dan mengimaninya
3. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai hakim, dan tidak mau berhukum dengan Al-Qur’an pada seluruh perkara agama baik itu pokok-pokok agama ataupun cabang-cabangnya.
4. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mentadabburi, memahami dan mengenal keinginan Allah ta’ala yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an
5. Memboikot Al-Qur’an dengan enggan untuk mencari kesembuhan dan berobat dengan Al-Qur’an pada seluruh jenis penyakit hati, dan justru mencari kesembuhan dan obat pada selain yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mengamalkan kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an, dan tidak menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an serta tidak mengharamkan apa yang diharamkan Al-Qur’an meskipun membaca Al-Qur’an dan mengimaninya
3. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai hakim, dan tidak mau berhukum dengan Al-Qur’an pada seluruh perkara agama baik itu pokok-pokok agama ataupun cabang-cabangnya.
4. Memboikot Al-Qur’an dengan tidak mau mentadabburi, memahami dan mengenal keinginan Allah ta’ala yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an
5. Memboikot Al-Qur’an dengan enggan untuk mencari kesembuhan dan berobat dengan Al-Qur’an pada seluruh jenis penyakit hati, dan justru mencari kesembuhan dan obat pada selain yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga yang ringkas ini bermanfaat bagi kami dan seluruh kaum muslimin. Kita mohon kepada Allah agar senantiasa mencurahkan hidayah taufiq-Nya kepada kita semua sehingga mampu mengamalkan apa yang telah diketahui. Alhamdulillah Aladzi bi ni’matihi tatimus shalihaat
26 Juli 2010, Wisma Rabbani 20:35 malam
Yang lemah dan selalu butuh taufiq Rabbnya
Artikel www.remajaislam.com
0 komentar:
Posting Komentar