Jumat, 25 Februari 2011

Kalau Niatmu Berteman Denganku Hanya Sekedar Mencaci Maki, Memfitnah Diriku, Maka Mohon Ma'af Terpaksa Dirimu Saya Eliminasi

Jika mendengar kata sahabat, tentunya yang ada di benak kita adalah seorang teman setia yang penuh pehatian, selalu mau mendengar uneg-uneg kita, menghargai, membantu di kala susah dan ikut gembira di kala kita gembira. Agama kita telah mangatur semua itu, termasuk bagaimana adab-adab kita dalam bersahabat yang ditujukan untuk mencari ridho Allah.

Allah berfirman:

Dan  janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah[QS. Al Qolam : 10-11]



  • Tujuan Persaudaraan

Hasan al-Bashri rahimahullah dalam hal ini mengatakan,

“Seorang teman yang jika engkau temui akan mengingatkanmu akan kewajibanmu terhadap Allah itu lebih baik bagimu dari seorang teman yang selalu memberimu segenggam dinar.”

Beliau juga mengatakan,

“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang lain. Jika dia mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan pada diri saudaranya, ia bersegera meluruskan juga selalu menjaga aib saudaranya baik ketika sendirian atau ketika bersama orang lain".

Kalaupun kita melihat kejelekan dan kekurangan secara tak sengaja, maka tidaklah perlu membicarakan kejelekan pada orang lain. Tutupilah kejelekannya itu, dan jadikan sebagai rahasia pribadimu.

Itulah hakikat persahabatan sebenarnya. Sesungguhnya seorang yang lemah akan lebih mampu untuk meluruskan nafsunya yang hendak berbuat maksiat dengan bantuan teman-temannya.

  • Bantu Materi

Ada muslim yang dilebihkan dalam hal materi dan ada juga yang kekurangan. Ini adalah sunnatullah. Segalanya diciptakan oleh Allah dengan pengetahuan dan keadilan-Nya yang sempurna. Membantu kesulitan dalam hal materi, adalah salah satu adab kita dalam bersahabat. Dan juga sebagai wasilah mendulang pahala kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Dan barangsiapa yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan membebaskan kesusahannya di hari kiamat. “ (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Saling Menolong dalam hal Kebaikan

Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 2 yang artinya,  

“…. Tolong menolonglah dalam kebaikan serta takwa dan jangan tolong menolong dalam kejelekan dan permusuhan…”

Sebagaimana juga janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah akan selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Menahan Lidah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

  • Buatlah Senang

Teman yang baik akan berusaha memberikan kesenangan kepada kawannya. Setiap bertemu bisa mengobati perasaan gundah yang menimpa. Sekali-kali berikanlah hadiah kepada sahabat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,

“Berikanlah hadiah niscaya kalian akan saling mencintai.”

  • Maafkan, sembunyikan dan baik sangka

Manusia tempatnya salah dan lupa. Orang lain bisa berbuat salah, demikian juga dengan diri kita. Bila sadar akan hal ini mestinya kita bisa bersikap arif. Kesalahan dan kekhilafan saudara kiita hendaknya dimaafkan. Disamping memaafkan kita tidak boleh menyebarkan aib kepada orang lain. Allah menjanjikan pahala besar bagi orang yang mau menutupi aib saudaranya sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat. ”  ( Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Memaafkan, menyembunyikan kejelekan dan nasehati dengan kebaikan dilakukan dengan empat mata, dengan memperhatikan adab-adabnya.

  • Setia

Kesetiaan sangat dibutuhkan dalam persahabatan dan diharapkan kekal sampai negeri abadi. Dan karenanya tidaklah boleh seseorang mengkhianatinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh dikhianati, didustai, tidak dihinakan orang.” (Riwayat at-Tirmidzi).

  • Ungkapkan dengan doa

Doakan selalu untuk keistiqomahan sahabat kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan sekalipun telah meninggal.

“…Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” ( QS. Al Hasyr : 10)

 ______________
Sumber :
ElFata edisi 01/III/2002
Kajian Kitab al-Adabul Mufrod

0 komentar:

Posting Komentar

thank you