-Perkataan "AKU TIDAK TAHU" adalah Separuh Ilmu-
Ibnu Mas'ud mengatakan :
"Wahai manusia! Barangsiapa yang ditanya tentang ilmu yang diketahuinya maka terangkanlah ilmu itu dan barangsiapa yang tidak memiliki ilmu tentang hal itu maka katakanlah "ALLAHU 'ALAM" (Allah-lah yang lebih tahu), karena termasuk ilmu adalah kau mengatakan Allahu a'lam tentang apa yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya ALLAH Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya, "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku tidak meminta imbalan sedikitpun kepadamu atasnya (dakwahku); dan bukanlah aku termasuk orang yang mengada-ada." (QS.Shaad : 86)"
[Atsar Shahih : al-Bukhari No.4809, Fat-hul Baari VII/547 dan Ibnu 'Abdil Barr (II/831-832, No.1557 1556). Lihat kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shalihiin (III/163)]
Ibnu Mas'ud juga mengatakan, "Barangsiapa berfatwa kepada manusia pada setiap permasalahan yang ditanyakan kepadanya, maka ia adalah orang gila."
[Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi (II/1123, No.2208)]
Imam asy-Sya'bi berkata, "(Perkataan) 'AKU TIDAK TAU' adalah setengah dari ilmu."
[Atsar Shahih, ad-Darimi (I/63) dan al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Faqiih wal Mutafaqqih (II/368, No.1119)]
Seseorang sudah seharusnya menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya dengan mengucapkan "aku tidak tahu" atau "Allahu a'lam" atau dengan perkataan yang semakna dengannya.
Bahkan Malaikat tidak malu mengucapkan,
"....Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (QS.Al-Baqarah: 32)
Demikian pula Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditanya oleh Malaikat Jibril, Beliau menjawab, "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui dari pada yang bertanya."
[Hadist Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (No.8,9,10), Ahmad (I/27), Abu Dawud (No.4695), At-Tirmidzi (No.2610), dan Ibnu Majah (No.63), dari Sahabat 'Umar bin al-Khaththab]
Ibnu Umar pernah ditanya tentang sesuatu, kemudian beliau menjawab, "Aku tidak tahu." Lalu beliau terus ditanya sehingga beliau berkata, "Apakah kalian hendak menjadikan kami sebagai jembatan diatas Neraka Jahanam? Karena kalian mengatakan, 'Ibnu Umarlah yang berfatwa kepada kami dalam hal ini!'"
[Atsar Shahih: Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd No.44 dan Ibnu 'Abdil Barr dalam Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi (II/841, No.1585)]
Umar bin Al-Khaththab mengatakan:
"Kami dilarang untuk memberatkan diri sendiri (takalluf)."
[HR.Bukhari No.7293]
Catatan Ringan Ramadhan (12)
-
Karena berbakti kepada suaminya ‘Aisyah radhiallahu ‘anha terlambat
mengqodho’ puasa Ramadhan
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْ...
10 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar