Kamis, 19 Agustus 2010

Koreksi Do'a Lailatul Qadar


Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.
Beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab,”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”[1]
Dalam beberapa tulisan kami di muslim.or.id, pengusahamuslim.com, buletin dakwah at tauhid dan buku panduan Ramadhan, kami sengaja mencantumkan do’a di atas namun dengan lafazh tambahan “kariim”. Sehingga lafazh selengkapnya “Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu anni”.
Namun setelah kami pelajari dan menemukan keterangan dari Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani 
rahimahullah dalam “Tarooju’at Al ‘Alamah Al Albani fi At Tash-hiih wa At Tadh-‘if[2], hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi 3513 dan Syaikh Al Albani sendiri menyebutkan hadits ini dalam Ash Shohihah (7/1011-1012). Dalam penjelasan di dalamnya, Syaikh rahimahullah mengatakan,
تنبيه: وقع في سنن الترمذي بعد قوله: (عفو)، زيادة (كريم)! ولا أصل لها في شيء من المصادر المتقدمة.... 
“Peringatan:  Terdapat dalam Sunan At Tirmidzi yaitu setelah lafazh ‘afuwwun, ada tambahan “kariim”!. Namun perlu diketahui bahwa tambahan “kariim” di sini tidak ada dasarnya sama sekali dalam berbagai manuskrip kitab-kitab terdahulu.”[3] 
Oleh karena itu, dari penjelasan beliau ini, kami merujuk pendapat kami dahulu yang keliru. Sehingga do’a lailatul qadar yang tepat adalah tanpa kata “
kariim” menjadi “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni”.
Demikian koreksi kami. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafan dan kealpaan kami. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dan hidayah.

Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal
http://rumaysho.com
Footnote:


[1]  HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
 shahih.

[2]  Kitab beliau ini berisi ralat beliau terhadap hadits-hadits yang pernah beliau shahih atau dho’ifkan.

[3]  Lihat 
Tarooju’at Al ‘Alamah Al Albani fi At Tash-hiih wa At Tadh-‘if, no. 25, hal. 39, Asy Syamilah

0 komentar:

Posting Komentar

thank you