Pada peperangan Qadisiyah, pasukan umat Islam yang berjumlah 30.000 personil, dibawah komando sahabat Sa'ad bin Abi Waqqas, menghadapi pasukan Persia yang berjumlah 200.000 personil. Sebelum peperangan dimulai, panglima perang Persia meminta agar umat Islam mengutus seorang juru runding guna berunding dengannya. Memenuhi permintaan ini, sahabat Sa'ad bin Abi Waqqas mengutus Rib'i bin 'Amir.
Setibanya Rib'i di pertendaan Panglima Persia yang bernama Rustum, ia mendapatkan tenda Rustum telah dihiasi dengan permadani berhiaskan emas, sutra, permata, intan berlian dan hiasan indah lainnya.
Sedangkan Rustum dengan mengenakan mahkota dan berbagai aksesoris mewah lainnya, telah duduk menunggunya di atas kursi yang terbuat dari emas. Sedangkan Ribi'i datang dengan mengenakan pakaian yang kedodoran karena kebesaran, menenteng sebilah pedang, sebatang tombak, perisai, dan menunggangi kuda yang pendek. Ribi'i terus berjalan sambil menunggangi kudanya, hingga kudanya menginjak ujung permadani tenda Rustum. Selanjutnya ia turun dan menambatkan kudanya dibeberapa bantal sandaran yang ada di tenda Rustum. Ia maju menghadap ke Rustum dengan tetap menenteng pedangnya, mengenakan baju dan topi besinya.Menyaksikan ulah Ribi'i ini, sebagian pengawal Rustum menghardiknya dengan berkata: Letakkan senjatamu!
Tanpa gentar, Rabi'i menanggapi hardikan itu dengan berkata: Bukan aku yang berinisiatif untuk datang ke tempat kalian, akan tetapi kalian yang mengundangku untuk datang. Bila kalian tidak suka dengan caraku ini, maka aku akan kembali. Mendengar perdebatan ini, Rustum berkata: Biakan ia masuk.
Tatkala Rib'i dizinkan masuk, tidak diduga, ia menghunjamkan tombaknya ke setiap bantal sandaran sutra yang ia lalui. Setiba dihadapan Rustum, ia bertanya kepada Ribi'i: Apa tujuan kalian datang kemari? Ribi'i segera menjawab dengan tegas: Kami datang untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan kepada sesama manusia, menuju kepada perbibadatan kepada Allah, dari himpitan hidup dunia kepada kelapangan hidup di akhirat, dari penindasan tokoh-tokoh agama, ke dalam naungan keadilan agama Islam. Allah mengutus kami untuk menyebarkan agama-Nya kepada seluruh umat manusia. Barang siapa yang menerima seruan kami, maka kami menerima keputusannya itu dan kamipun segera kembali ke negri kami. Sedangkan orang yang enggan menerima seruan kami, maka kami akan memeranginya, hingga kita berhasil menggapai janji Allah.Spontan Rustum dan pasukannya kembali bertanya: Apa janji Allah untuk kalian? Ribi'i menjawab: Orang yang gugur dalam perjuangan ini mendapatkan surga dan kejayaan bagi yang selamat. (Al Bidayah wa An Nihayah oleh Ibnu Katsir 7/46-47).
Demikianlah, bila harga diri seseorang tertanam kuat dalam jiwanya. Ia tidak menjadi gentar atau rendah diri walaupun penampilannya serba pas-pasan sedangkan lawan bicaranya lengkap dengan berbagai aksesoris yang menyilaukan mata.
Saudaraku! Anda bisa bayangkan, andai anda dengan perlengkapan yang ditugasi untuk menemui panglima perang Persia dengan perlengkapan yang demikian itu, kira-kira bagaimana perasaan dan sikap anda?
Rasulullah r bersabda :
(رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ). رواه مسلم
"Bisa saja seseorang berpenampilan kumuh, selalu diusir orang karena dianggap remeh, akan tetapi bila ia bersumpah memohon kepada Allah, maka Allah pasti memenuhi permohonannya." Riwayat Muslim.
Sebaliknya! Walaupun berbagai aksesoris yang berkilau, indah nan mahal harganya telah melekat pada diri anda, akan tetapi anda jauh dari Allah, bergelimang dalam kemaksiatan, maka kehinaan akan melekat selalu di kening anda.Al Hasan Al Bashri berkata:
إِنَّهُم ـ يعني أَهْلَ المَعَاصِي وَالذُّنُوبِ ـ وَإِنْ هَمْلَجَتْ بِهِمُ البَرَاذِيْنُ وَطَقْطَقَتْ بِهِمُ البِغَالُ ، إنَّ ذُلَّ المَعْصِيَةِ لَفِي قُلُوبِهِمْ، أَبَى اللهُ إِلاَّ أَنْ يُذِلَّ مَنْ عَصَاهُ
"Sesungguhnya mereka –para pelaku kemaksiatan dan dosa- walaupun menunggangi kuda yang gagah, dibuat melenggak-lenggok oleh keledai yang mereka tunggangi, akan tetapi kehinaan akibat amal kemaksiatan senantiasa melekat di hatinya. Allah tidak akan menimpakan kepada orang yang bermaksiat kepanya-Nya kecuali kehinaan."
Haramkah Anda Berpakaian Bagus?Saudaraku! Mungkin anda bertanya: bila demikian, apa itu artinya umat Islam harus berpenampilan kumuh, kusut, tidak rapi dan meninggalkan segala keindahan dunia?
Tidak demikian saudaraku! Besarkan hati anda, tidak perlu kawatir, andai tetap dibenarkan untuk mencicipi berbagai keindahan dunia. Dan bahkan sebaliknya, berbanggalah menjadi umat islam, karena Allah Ta'ala menciptakan segala isi dunia tiada lain kecuali untuk kepentingan anda.
)هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً( البقرة 29
"Dialah Allah Yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu." (QS. Al Baqarah : 29). Pada ayat lain Allah berfirman:
)قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ( الأعراف 32
"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik". Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (QS. Al A'raf : 32).
Pada suatu hari Rasulullah r bersabda:
(لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ). قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ: (إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ). رواه مسلم
"Tidak masuk surga orang yang di hatinya terdapat sebesar debu dari kesombongan." Spontan salah seorang sahabat Nabi terkejut dan bertanya : "Sesungguhnya ada orang yang suka bila berpakaian bagus, dan mengenakan sendal yang bagus pula." Rasulullah r menanggapi pertanyan ni dengan bersabda: "Sesungguhnya Allah Maha Indah, mencintai keindahan. Kesombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (H.R. Muslim).
Pendek kata: Harga diri anda hanya ada di dalam jiwa anda. Bila anda berjiwa besar karena dekat dengan Allah Yang Maha Besar dan Agung, sumber segala kebesaran, maka tanpa aksesoris yang macam-macampun anda tetap percaya diri. Sebaliknya, bila jiwa anda kerdil karena jauh dari Allah Yang Maha Besar dan Agung, maka apapun aksesoris yang anda sematkan pada diri anda, maka tidak akan dapat mengangkat derajat anda. Percayalah saudaraku!
Diantara aplikasi nyata keyakinan ini anda akan selalau membeli segala kebutuhan anda tepat guna dengan harga yang tepat pula dan tidak pernah membeli produk hanya karena pertimbangan mereknya.
<;span style="font-size: small;">Sebagaimana anda tidak menjadi latah dengan tren yang sedang berkembang di masyarakat. Anda tetap percaya diri walaupun aksesoris yang anda kenakan telah expire date, karena anda percaya bahwa harga diri anda terletak pada iman dan taqwa anda yang tidak pernah kadaluwarsa.
Akhirnya, saya mohon maaf bila ada kata-kata saya yang kurang berkenan, semoga Allah Ta'ala melimpahkan kemurahan-Nya kepada kita semua, sehingga kita menjadi hamba-Nya yang besar karena besarnya iman yang melekat di dada. Wallahu a'alam bisshawab.
[Dr. Muhammad Arifin bin Badri, MA. ]
0 komentar:
Posting Komentar