Selasa, 27 Juli 2010

Teruntuk sahabatku

Sahabat bukanlah matematika yang bisa dihitung nilainya...
Sahabat juga bukanlah ekonomi yang bisa dihitung secara materi...

Sahabat yang baik adalah bekal di kala susah dan perhiasan di kala senang

Sahabat yang bisa memotivasi diri untuk belajar dan menguatkan semangat meraih ilmu

Dari Abu Musa Al Asy'ari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang jahat, bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi anda bisa membeli darinya, atau dia bisa memberi anda minyak wangi, atau anda mendapatkan aroma yang harum. Adapun pandai besi, ia akan membakar baju anda atau anda mendapatkan bau yang tidak enak." (Muttafaq 'alaih)


http://perindufirdausmu.multiply.com
Jiwa cenderung mengikuti teman pergaulannya, maka dari itu seseorang bisa dilihat dari cerminan teman bergaulnya. Di antara penyakit jiwa dikarenakan banyak bergaul dengan orang yang malas, pendosa, dan jahat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bers abda,

“Seseorang sesuai dengan agama temannya, maka hendaklah seseorang memperhatikan siapa teman bergaulnya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi, Beliau mengasankannya. Al Hakim menshahihkannya, dan disetujui olem Imam Adz-dzahabi”

Teman bergaul ada 4 macam, yaitu:

   1.Teman bergaul laksana makanan yang tidak bisa ditinggalkan dalam sehari semalam. Apabila sudah terpenuhi keperluannya, ia bisa ditinggalkan. Apabila ia diperlukan, kita bisa kembali kepadanya. Mereka adalah para ulama.

   2. Teman bergaul laksana obat, yang dibutuhkan ketika sakit. Selama kita sehat, kita tidak perlu bergaul dengannya. Mereka bisa saja dokter, teman belajar, tetangga, kerabat, atau teman kerja
   3. Teman bergaul laksana penyakit, dengan berbagai perbedaan tingkatan, macam, kekuatan, dan kelemahannya. Ada yang memberikan penyakit kronis, parah, bahkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
   4. Teman bergaul yang menghantarkan kepada kebinasaan, bergaul dengannya ibarat menenggak racun yang mematikan. Mereka adalah ahlul bid’ah yang sesat dan menyesatkan, orang-orang fasiq, penjahat, dan ahlul ma’ashiy yang melakukan dosanya secara terang-terangan.

Semoga Allah melimpahkan taufiq dan hidayahNya agar kita senantiasa bergaul dengan ahlul ‘ilm yang bisa membantu kita dalam amal kebajikan, selalu mengingatkan kita dari kesalahan kita dengan cara yang baik dan bijak, selalu mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam menuntut ilmu agama…dan menghantarkan kita menuju surgaNya…Aamiin

Sahabat – sahabatku…hatiku merindukan kalian T_T…Inni Uhibbukum Fillaah…>>yang lagi merindukan kalian

Seseorang pernah bertutur,

"Kawan sejati adalah.......kawan yang mau berbagi dengan kita...
Ketika kita salah, dia adalah orang yang mau mengingatkan kita, sehingga    kesalahan kita itu tidak membawa kepada kekufuran.
   
Ketika kita benar, dia adalah orang yang mau mengingatkan kita, bahwa dengan kebenaran yang ada janganlah kita takabbur, sehingga melupakan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai sumber     kebenaran hakiki.

Ketika kita mendapat musibah, dia selalu menasihati kita untuk bersabar bahwa semua itu adalah kasih sayang Allah 'Azza wa Jalla dengan menguji keimanan hambaNya.

Ketika kita mendapat kelapangan, dia akan turut berbahagia, dengan kelapangan yang ada pada kita, dan memberikan taushiyah akan pentingnya bersyukur kepadaNya.

Yang terpenting dari kawan sejati adalah.....dia tidak akan segan-segan mengajak kita ke surga dan mencegah kita terjerumus neraka Allah Subhanahu wa Ta'ala."
(Dikutip dari risalah seorang kawan)
 
Maraji’ :

Muhammad bin Shalih Alu ‘Abdillah, Abul Qa’qa, 102 Kiat Agar Semangat Belajar Agama Membara, Surabaya: Pustaka ELBA, 2005
 


www.perindufirdausmu.multiply.com

0 komentar:

Posting Komentar

thank you