Tatkala kutulis surat ini dengan jari jemariku.
Air mata berlinang membasahi kedua mataku.
Kukirimkan surat ini untuk ayahanda yang mahal,
yang telah merangkulku dengan kasih sayang
Kukirimkan surat ini, walau sebenarnya aku enggan mengungkapkannya
Akan tetapi, gejolak perasaanku tak tertahan
Kukirimkan surat ini sementara air mata menggarisi tintanya
Kutulis dengan penuh kebimbangan
Sungguh aku telah menyimpan kesedihan dan gundah gulana
dan hatiku terus menerus terbuka tuk menyimpan duka itu,
tatkala ku tatap kepalaku yang telah terbakar dengan uban
sungguh uban itu laksana api.
Air mata berlinang membasahi kedua mataku.
Kukirimkan surat ini untuk ayahanda yang mahal,
yang telah merangkulku dengan kasih sayang
Kukirimkan surat ini, walau sebenarnya aku enggan mengungkapkannya
Akan tetapi, gejolak perasaanku tak tertahan
Kukirimkan surat ini sementara air mata menggarisi tintanya
Kutulis dengan penuh kebimbangan
Sungguh aku telah menyimpan kesedihan dan gundah gulana
dan hatiku terus menerus terbuka tuk menyimpan duka itu,
tatkala ku tatap kepalaku yang telah terbakar dengan uban
sungguh uban itu laksana api.
Wahai ayahanda…
jangan kau haramkan tuk nikmati masa mudaku
Sungguh telah lewat umur yang penuh dengan kesedihan
Ketika kulihat anak-anak kecil meneteslah air mataku
Merintihlah hatiku karena kobaran penghalang
Kala kulihat selainku hidup berdampingan dengan seorang suami
Sementara putranya telah terlelap dalam buaiannya
Ketika kulihat wanita itu penuh kasih kepada putranya,
menimpaku satu rasa yang meremukkan hatiku
Wahai ayahanda…
jangan kau bunuh aku dengan duka,
membunuh tanpa pedang dan tombak
Wahai ayahanda…Tuhanku telah menetapkan
seorang insan itu mesti butuh pasangan hidup dan anak-anak
Demikian ketetapan Allah yang Maha Hakim dan Maha Adil
Sungguh Tuhanku telah menetapkannya bagi manusia
Bila memang engkau menghendaki gajiku dan upahku,
ambillah yang kau inginkan tanpa ada keberatan.
Ataukah kau ingin menjual putrimu,
kepada orang yang bisa memberikan harta yang banyak padamu, maka itu
adalah perkara kedua
Ini sungguh demi Rabb Ka’bah adalah penjualan yang tak laku
seperti menjual kambing dan sepasang domba
Wahai Ayahku…,cukuplah bagimu jangan kau sia-siakan masa depanku
ataukah akan dicukupkan apa yang telah tersia-siakan dari zaman.
Bila engkau terus menerus demikian dan tak hirau akan suratku ini
ketahuilah Allah tidak akan melupakanku.
Pada hari kiamat kita akan bertemu dengan hisab kita di sisi AllahAl Wahid Ad Dayyan
Dan datanglah jahannam dengan malaikat disekitarnya
Dan aku melihat lidah-lidah api
Disana kelak engkau akan tahu kebenaran setiap anak perempuan
yang dipenjara tanpa hak.
jangan kau haramkan tuk nikmati masa mudaku
Sungguh telah lewat umur yang penuh dengan kesedihan
Ketika kulihat anak-anak kecil meneteslah air mataku
Merintihlah hatiku karena kobaran penghalang
Kala kulihat selainku hidup berdampingan dengan seorang suami
Sementara putranya telah terlelap dalam buaiannya
Ketika kulihat wanita itu penuh kasih kepada putranya,
menimpaku satu rasa yang meremukkan hatiku
Wahai ayahanda…
jangan kau bunuh aku dengan duka,
membunuh tanpa pedang dan tombak
Wahai ayahanda…Tuhanku telah menetapkan
seorang insan itu mesti butuh pasangan hidup dan anak-anak
Demikian ketetapan Allah yang Maha Hakim dan Maha Adil
Sungguh Tuhanku telah menetapkannya bagi manusia
Bila memang engkau menghendaki gajiku dan upahku,
ambillah yang kau inginkan tanpa ada keberatan.
Ataukah kau ingin menjual putrimu,
kepada orang yang bisa memberikan harta yang banyak padamu, maka itu
adalah perkara kedua
Ini sungguh demi Rabb Ka’bah adalah penjualan yang tak laku
seperti menjual kambing dan sepasang domba
Wahai Ayahku…,cukuplah bagimu jangan kau sia-siakan masa depanku
ataukah akan dicukupkan apa yang telah tersia-siakan dari zaman.
Bila engkau terus menerus demikian dan tak hirau akan suratku ini
ketahuilah Allah tidak akan melupakanku.
Pada hari kiamat kita akan bertemu dengan hisab kita di sisi AllahAl Wahid Ad Dayyan
Dan datanglah jahannam dengan malaikat disekitarnya
Dan aku melihat lidah-lidah api
Disana kelak engkau akan tahu kebenaran setiap anak perempuan
yang dipenjara tanpa hak.
Sumber : Persembahan Untukmu Duhai Muslimah, Penulis : Ummu Salamah
As Salafiyah, Penerbit : Al Haura
0 komentar:
Posting Komentar